Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ada Kasus Covid-19 Baru, Penangguhan Travel Bubble Australia dengan Selandia Diperpanjang

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sydney, Australia

TRIBUNTRAVEL.COM - Australia resmi memperpanjang penangguhan travel bubble dengan Selandia Baru pada Kamis (28/1/2021) selama 72 jam ke depan setelah lebih banyak kasus komunitas yang dilaporkan di sana.

Seperti dilansir dari The Sydney Mornih Herald, kebijakan yang memungkinkan orang bepergian dari Selandia Baru ke Australia tanpa harus karantina itu ditunda hingga Minggu (31/1/2021) pukul 14.00 waktu setempat.

Penundaan dilakukan setelah ditemukannya dua kasus baru yang terkait dengan virus Covid-19 jenis baru di Auckland pada minggu ini.

Awalnya, penundaan hanya akan dilakukan hingga Kamis (28/1/2021) pukul 14.00 waktu setempat.

Pada Minggu (24/1/2021), seorang wanita yang terinfeksi dengan varian Afrika Selatan yang sangat menular.

Ia dilaporkan terbukti positif setelah sebelumnya sempat bergerak bebas di komunitas lokal.

Mount Cook, Selandia Baru (Flickr/ Stefan Wagener)

Dia sempat menunjukkan dua hasil negatif saat melakukan karantina di Hotel Pullman di Auckland.

Namun, dua orang di hotel yang sama dengan wanita tersebut dinyatakan positif setelah menyelesaikan masa karantina.

Pejabat Kepala Medis Australia Michael Kidd pada Kamis (28/1/2021) mengatakan, semua orang yang melakukan kontak erat dengan kasus pertama dan lima dari 11 kontak dekat dari kasus berikutnya sudah dinyatakan negatif.

Sisa tes lainnya masih menunggu hasil.

Otoritas kesehatan saat ini sedang berusaha melacak sembilang orang yang bepergian dari Selandia Baru ke Australia.

Mereka mungkin berisiko mengalami virus varian baru ini.

Kidd mengatakan bahwa mereka diberi tahu soal kasus Covid-19 yang baru di Selandia Baru ini pada Minggu (24/1/2021).

“Pada Senin, setelah pengurutan gen cepat, pihak berwenang memberi tahu bahwa orang itu terinfeksi salah satu varian Covid yang dikhawatirkan, yakni varian B1351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada bulan Oktober,” jelas Kidd.

Varian tersebut katanya lebih mudah menular dan karena itu memberi tingkat risiko yang lebih tinggi. Varian baru ini sekitar 50 persen lebih mudah menular daripada jenis Covid-19 yang sudah ada.

Halaman
123