Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Wisata

Mengenal Candi Muaro Jambi, Situs Purbakala Terluas Se-Asia Tenggara, Kompleksnya 8 Kali Borobudur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Candi Muaro Jambi, beralamat di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Candi-candi tersebut di antaranya yaitu Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo.

Ciri khas dari bangunan Candi Muaro Jambi terletak pada bangunannya yang menggunakan batu bata merah.

Candi Muaro Jambi bisa dikatakan kawasan yang sangat unik karena hampir menyerupai struktur sebuah kota.

Jika diperhatikan dengan sengan seksama, kompleks candi ini di bagian barat dan timurnya ada Sungai Batang Hari yang masuk ke dalam wilayah administrasi Desa Muaro Jambi dan Desa Danau Lamo.

Sedangkan pada sebelah barat sungai, berada di wilayah administratif dari Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.

Selain luas, fakta lain dari Candi Muara Jambi adalah usianya yang lebih tua dari Candi Borobudur.

Menurut sejarah Candi Muaro Jambi diperkirakan sudah terbentuk sejak abad ke-7 Masehi.

Sedangkan Candi Borobudur baru ada pada sekitar abad ke-8 hingga abad ke-9 Masehi.

Warisan Dunia UNESCO

Komplek percandian ini pertama kali dilaporkan pada 1824 oleh S.C. Crooke, seorang letnan berkebangsaan Inggris yang melakukan pemetaan di sekitar aliran sungai untuk kepentingan militer.

Kemudian pada 1975, dipimpin oleh R. Soekmono, pemerintah Indonesia baru memulai pemugaran yang serius.

Kawasan Candi Muaro Jambi pertama kali diresmikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang yudhoyono pada 2012.

Pada saat itu juga kompleks percandian Muaro Jambi ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST).

Peresmian tersebut dilakukan ketika sudah ada pemugaran di kawsan Candi Muaro Jambi dengan menambah sejumlah fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.

Sedangkang, pada 2009 Candi Muaro Jambi baru didaftarkan dan masuk Warisan Dunia oleh UNESCO.

Halaman
123