Artinya, hanya sekitar 20 penumpang dari lebih dari 800 juta orang yang terbang setiap tahunnya di Amerika Serikat yang terluka akibat turbulensi.
3. Pilot tahu apa yang akan terjadi
Di banyak kasus, para pilot mengetahui kondisi turbulensi yang akan datang dan bisa menyalakan peringatan memakai sabuk pengaman sebelum pesawat mengalami turbulensi.
Pilot juga dibekali laporan cuaca sebelum penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain di area tersebut.
4. Awan penyebab turbulensi
Awan adalah satu penyebab terjadinya turbulensi.
Selain CAT (Clear Air Turbulence) atau turbulensi udara cerah, awan adalah gambaran dari keadaan udara yang tidak stabil.
Salah satu jenis awan yang paling berbahaya adalah cumulonimbus.
Menurut pilot WNI yang pernah menjadi Captain Pilot pesawat B-777 Qatar Airways Assiva Husman lewat emailnya kepada Kompas.com, turbulensi bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu turbulensi seputar awan dan turbulensi udara cerah.
5. Turbulensi di udara cerah lain ceritanya
Turbulensi di udara yang cerah adalah jenis yang paling berbahaya.
Pasalnya, itu terjadi di langit tanpa awan dengan jarak pandang yang baik.
Turbulensi yang akan datang tidak bisa terdeteksi oleh radar udara.
Ini membuat kru pesawat hampir tidak punya waktu untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke tempat duduk mereka dan memasang sabuk pengaman.
6. Turbulensi saat udara cerah makin meningkat
Menurut para ilmuwan, jumlah turbulensi ekstrem yang terjadi di udara cerah dan memengaruhi penerbangan bisa meningkat hingga dua kali lipat pada pertengahan abad ini akibat pemanasan global.