Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Terdampak Pandemi, Bule Asal Belanda Ini Jualan Mi Ayam di Jogja, Semangkok Hanya Rp 7 Ribu

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Charlotte Peeters sat menyiapkan pesanan mi ayam di warungnya.

Hingga akhirnya, warung mi ayam baksonya menjadi viral di media sosial.

Sejak itu pembeli di warungnya mulai naik kembali.

"Saat ini minggu ini setiap hari Rp 700- Rp 800 ribu omzetnya, tetapi sebelumnya anjlok, sehari hanya 150 ribu karena memang ada pembatasan secara terbatas itu terasa langsung. Tetapi paling penting kita jangan sampai give up, lanjut terus," tegasnya.

Sebelum viral di media sosial, pembeli yang datang ke warungnya sering kali kaget.

Mereka kaget karena melihat yang memasak mi ayam dan mengantarkan seorang bule.

"Saat saya sendiri sedang masak kan tidak langsung keliatan, nah waktu keluar (mengantar makanan) reaksi pertama kaget.  Tapi saya suka membuat mereka nyaman berbincang-bincang, sejak viral banyak orang datang sehingga tidak kaget lagi saat melihat mbak bule masak mi ayam," bebernya.

Charlotte Peeters masih mempunyai darah Indonesia.

Neneknya merupakan warga negara Indonesia asal Sumatera.

"Jadi nenek saya Indonesia kakek Belanda. Nenek saya dari Sumatera, dia lahir di Lampung, papa saya lahir di Sorong. Kurang lebih usia 10-12 tahun pertama kali ke Indonesia, kemudian 2003, 2006, waktu itu tidak setiap tahun tapi beberapa kali," ucapnya.

Sehingga, sejak kecil Charlotte Peeters sudah mengenal Indonesia.

Bahkan, baginya Indonesia menjadi rumah kedua baginya.

"Dari kecil sudah kenal dengan Indonesia sudah merasa rumah kedua. Semakin tua malah rasa itu semakin kuat," ungkapnya.

Setelah itu, tahun 2009 Charlotte Peeters kembali datang ke Indonesia, tepatnya Yogyakarta.

Ia datang untuk belajar bahasa Indonesia.

Sebab ia akan bekerja di Indonesia.

Halaman
1234