Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fenomena Langka Gurun Sahara Berselimut Salju, Foto-fotonya Viral di Medsos

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral di medsos foto Gurun Sahara Bersalju

TRIBUNTRAVEL.COM - Bicara soal Gurun, hal pertama yang kita bayangkan pasti sebidang tanah berpasir yang kering dan tandus dengan curah hujan rendah.

Tapi, mungkinkah gurun berselimut salju?

Jawabannya sangat mungkin.

Baru-baru ini viral di medsos foto-foto luar biasa yang memperlihatkan pemandangan Gurun Sahara tertutup salju.

Suhu udara di sana bahkan turun di bawah nol derajat Celcius.

Dikutip TribunTravel dari laman UNILAD, Selasa (19/1/2021), salju di Gurun Sahara terlihat menutupi area yang dekat dengan kota gurun Ain Sefra di Aljazair pada Rabu (13/1/2021).

Saat itu suhu tercatat mencapai -3 derajat Celcius.

Dikelilingi Pegunungan Atlas, Ain Sefra terletak sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut.

Pemandangan langka juga tertangkap kamera milik fotografer Karim Bouchetta.

Ia juga mengunggah foto-foto Gurun Sahara berselimut salju di laman Instagramnya @kaaarimo.

Foto-foto Karim Bouchetta memperlihatkan kondisi yang cukup mencolok salju putih di atas bukit pasir ternama di dunia itu.

Menurut Desert USA, Gurun Sahara dikenal memiliki iklam paling parah di Bumi.

Gurun Sahara memiliki curah hujan sedikit, angin kencang dan rentang suhu yang luas.

Meski suhu dingin memang pernah tercatat di berbagai wilayah gurun khususnya saat malam hari, tingkat kelembaban rendah dan salju merupakan fenomena tidak biasa.

Namun, ini bukan kali pertama Ain Sefra diselimuti salju.

Salju setebal 16 inci juga pernah menyelimuti daerah ini pada Januari 2018 silam.

Dalam sebuah artikel Forbes pada saat itu, dikatakan turunnya salju di gurun merupakan fenomena langka yang baru terjadi tiga kali dalam 37 tahun, dengan dua tahun terakhir pada 1979, 2016 dan 2017.

Ain Sefra yang dikenal sebagai "pintu gerbang menuju gurun", memiliki suhu rata-rata 99,7 derajat Fahrenheit selama bulan Juli.

Wilayah Afrika utara dan barat yang ditutupi tutupan Gurun Sahara telah mengalami fluktuasi suhu dan curah hujan tinggi sepanjang sejarah.

Meskipun saat ini iklim gurun kering dan gersang, hal ini tidak selalu terjadi.

Penelitian menunjukkan Afrika utara pernah lembab dan subur, danau-danau besar muncul, tumbuhan subuh.

Dalam 15.000 tahun atau lebih, diperkirakan gurun Sahara akan menjadi subur dan hijau kembali.

Sementara Afrika Utara berayun di antara iklim basah dan kering setiap 20.000 tahun, karena perubahan poros bumi saat planet mengorbit matahari.

Sahara bukan satu-satunya tempat di mana cuaca berubah secara tak terduga dalam beberapa pekan terakhir.

Dilansir Geo News, hujan salju di wilayah Aseer Arab Saudi telah membuat pegunungan dan gurun diselimuti warna putih.

Fenomena ini membuat penduduk lokal dan turis asing berbondong-bondong ke sana untuk menyaksikannya.

Namun, saat ini hampir setengah abad berlalu sejak suhu di wilayah Aseer turun di bawah titik beku,.

Penduduk setempat yang menyaksikan pemandangan surealis nan indah itu pun mengungkapkan rasa senangnya.

Baca juga: Sejumlah Biksu di Jepang Habiskan Hidupnya Bertahun-tahun untuk Jadi Mumi, Prosesnya Mengerikan

Baca juga: Viral di Medsos, Sosok Mengerikan di Balik Jendela Terekam Kamera Google Maps Street View

Baca juga: Benarkah Kucing Bisa Memprediksi Gempa Bumi? Ini Jawabannya

Baca juga: Takut Terbang Pulang karena Corona, Pria Ini Pilih Tinggal di Bandara Selama 3 Bulan

Baca juga: Saat Salju Turun, Kuil Gunung Ini Berubah Jadi Tempat Terindah di Kyoto

(TribunTravel/tyas)