Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Media Asing Ulas Alasan Pesawat Indonesia Sering Jatuh: Cuaca Buruk hingga Faktor Komunikasi

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) membuka memori kelam tentang insiden penerbangan di Indonesia.

Pesawat yang membawa 43 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, 3 penumpang bayi dan 12 kru ini jatuh di Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC, ini hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas.

Menurut data dari Aviation Safety Network, sebelum jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 ada 697 korban kecelakaan pesawat di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, termasuk pesawat militer dan pribadi.

Lalu kenapa pesawat Indonesia sering jatuh?

Menurut media Amerika Serikat (AS) Bloomberg dalam artikel berjudul "Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia", ada dua faktor utama yang menyebabkan insiden itu.
Pertama, faktor cuaca buruk bisa menjadi penyebabnya.

"Indonesia, salah satu negara kepulauan terluas di Bumi, dengan pulau-pulau yang berjajar sepanjang London hingga New York, memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir terbanyak," tulis Bloomberg.

Media yang didirikan pada 1 Oktober 1981 itu juga menyebutkan, kota Bogor pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam satu tahun pada 1988.

"Ada juga letusan gunung berapi, yang memuntahkan gumpalan abu ke udara yang bisa tersedot mesin jet, menyebabkan kerusakan," lanjut Bloomberg dalam artikelnya pada Minggu (10/1/2021).

Media yang berbasis di New York itu mencontohkan letusan Gunung Agung di Bali pada 2019, yang membuat sejumlah penerbangan dialihkan dan dibatalkan.

Faktor cuaca sendiri juga berdampak pada tertundanya penerbangan Sriwijaya Air SJ182 selama 1 jam.

Kedua, Bloomberg mengungkap faktor komunkasi sebagai penyebab kenapa pesawat Indonesia sering jatuh.

Contohnya insiden AirAsia pada Desember 2014 yang berangkat dari Surabaya.

Pilot Indonesia dan kopilot dari Prancis gagal menangani kendala di auto-pilot, sehingga pesawat terjun ke laut.

Bloomberg menutup pemberitaannya dengan data pesawat Boeing 737-500 yang mengalami 8 kecelakaan dengan total 220 korban tewas, menurut Aviation Safety Network.

Halaman
1234