Hal itu dilakukan karena di depan pesawat terdapat awan yang mengandung hujan dan petir.
Sekitar 90 detik setelah memasuki awan yang berisi hujan, saat pesawat turun ke ketinggian 18.000 kaki dengan kondisi mesin dalam posisi idle, kedua mesin tiba-tiba mati dan kehilangan daya dorong (thrust).
Pilot dan kopilot pun saat itu mencoba untuk menghidupkan unit daya cadangan (auxiliary power unit/APU) untuk membantu menyalakan mesin utama, tetapi tidak berhasil.
Ketika pesawat sampai di ketinggian 8.000 kaki dan kedua mesin belum berhasil di-restart, pilot melihat alur anak sungai Bengawan Solo dan memutuskan untuk melakukan pendaratan di sana.
Pesawat pun melakukan ditching tanpa mengeluarkan roda pendaratan maupun flaps (menjulurkan sayap).
Keputusan krusial yang diambil oleh Kapten Abdul Rozak mampu menyelamatkan seluruh penumpang.
Dari total 60 orang, satu awak kabin tewas, 12 orang penumpang mengalami luka berat serta 10 penumpang mengalami luka ringan.
2. US Airways Penerbangan 1549 mendarat di atas Sungai Hudson
Pesawat US Airways 1549 yang juga dijuluki sebagai Miracle of the Hudson yang berarti keajaiban di Hudson behasil mendarat di atas Sungai Hudson pada 15 Januari 2009.
Pesawat Airbus A320 ini lepas landas dari Bandara LaGuardia, New York sekitar pukul 15:25 dengan tujuan akhir Bandara Internasional Seattle-Tacoma, Washington.
Baru 2 menit berada di udara, pesawat yang dikepalai oleh Kapten Chesley 'Sully' Sullenberger ini ditabrak oleh sekawanan burung yang kemudian masukke dalam mesin pesawat dan membuat mesin berhenti.
Kondisi ini terjadi di kedua mesin pesawat.
Kehilangan kedua mesin memaksa pesawat untuk mendarat darurat.
Namun, situasi saat itu tidak memungkinkan untuk berputar arah dan kembali ke bandara keberangkatan atau mendarat di bandara terdekat.
Berbekal pengalaman sebagai instruktur dan pilot selama bertahun-tahun, ditambah pengetahuannya tentang keselamatan penerbangan, Sullenberger memutuskan untuk membelokkan pesawat sejajar dengan aliran Sungai Hudson.