Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuilner

Cicipi Nikmatnya Java Ijen Raung, Kopi Terbaik dari Bondowoso dengan Rasa Khas dan Unik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi petani biji kopi Java Ijen Raung khas Kabupaten Bondowoso

Menanam kopi arabika bukanlah perkara mudah. Tanaman kopi arabika mudah terserang penyakit dibandingkan robusta. Sehingga, perlu perawatan sangat ekstra.

"Tentu, awal menanam kopi arabika, hasilnya tak bagus. Perawatan kopi arabika terbilang sulit," ujarnya.

Beruntung, Pemerintah Kabupaten Bondowoso yang dipimpin Bupati Amin Said Husni peduli dengan petani. Mereka mengadakan pelatihan perawatan kopi dari hulu ke hilir beserta pemasaran untuk para petani dengan menggandeng sejumlah pihak.

Tidak hanya itu, Pemkab Bondowoso juga punya inovasi branding bernama Bondowoso Republik Kopi (BRK). Semangat para petani langsung menggebu untuk tekun menanam kopi arabika.

"Kalau menanam kopi sesuai ilmu yang yang didapat dalam pelatihan memang hasilnya baik. Kami pun selalu menerapkan ilmu itu, di antaranya pembersihan gulma, pemupukan menggunakan bahan organik, termasuk cara pemangkasan wiwilan," sebutnya.

Lantaran punya cita rasa yang khas, kopi Java Ijen Raung pun digandrungi sejumlah masyarakat. Produk kopi Java Ijen Raung dengan merk Dako Julie milik Suyitno sendiri sudah menjajaki hampir ke seluruh daerah di Indonesia.

"Pelanggan kami di antaranya dari Gorontalo, Papua, Sumatera, Bali, dan sejumlah daerah di Jawa. Kami memasarkan produk Dako Julie lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram," urainya.

Produk Dako Julie dijual dengan harga beragam. Kopi bubuk kemasan 10 gram dibanderol Rp 30 ribu dan untuk kemasan 1 kg dijual Rp 300 ribu.Ia menambahkan, pecinta kopi Java Ijen Raung tak hanya dari Indonesia saja. Pelanggan produk Kopi Java Ijen Raung milik Kelompok Tani Sukosari ada yang dari Eropa, Amerika, dan Malaysia. Artinya, cita rasa khas kopi Java Ijen Raung diakui dunia.

"Kami mengekspor kopi melalui eksportir. Ke depan kelompok kami akan mengekspor sendiri. Sebab, surat izin ekspor baru turun," tambahnya.

Ia menceritakan, saat pandemi Covid-19, penjualan kopi Dako Julie mengalami penurunan hingga 70 persen. Harga kopi juga turut anjlok.

"Saat ini omzet kami sebulan turun menjadi Rp 8 juta. Sebelumnya, omzet kami sekitar Rp 20 juta perbulan. Harga jual green bean (biji kopi) merosot 50 persen menjadi Rp 40 ribu per kg," pungkasnya.

Baca juga: 5 Tempat Makan Enak di Bondowoso, Cobain Nasi Macan Bu Banjir yang Terkenal

Baca juga: Rujak Gobet hingga Kopi Blangkon, 4 Kuliner Khas Bondowoso Ini Wajib Dicicip Usai dari Kawah Wurung

Baca juga: 7 Destinasi Indah dan Instagramable di Bondowoso, Jawa Timur, Ada Bendungan Sampean Baru yang Unik

Baca juga: Tidak Hanya Banyuwangi dan Malang, Bondowoso Juga Punya 7 Destinasi Wisata Alam Instagenik

Baca juga: 7 Tempat Wisata di Bondowoso yang jadi Spot Foto Instagramable

Artikel ini telah tayang di Tribunsuryatravel.com dengan judul "Cita rasa khas Kopi Java Ijen Raung Bondowoso Mendunia"

(TribunTravel/Zainiya Abidatun Nisa')