Johnson mengatakan bahwa lockdown akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan Februari.
"Saya sepenuhnya memahami ketidaknyamanan dan kesusahan akibat perubahan ini terhadap jutaan orang dan orang tua di seluruh negeri," kata Johnson dalam pengumumannya.
"Masalahnya bukan bahwa sekolah tidak aman untuk anak-anak, masalahnya adalah sekolah dapat bertindak sebagai sarana penularan, menyebabkan virus menyebar antar rumah tangga," tambahnya.
Melansir laman Travel + Leisure, pengumuman ini juga muncul setelah varian virus baru yang diduga lebih menular muncul di Inggris.
Dengan adanya perintah tersebut, warga diharuskan tinggal di rumah dengan cara yang sama seperti saat awal wabah pada Maret 2020 lalu.
Ini disebabkan peningkatan kasus serta varian virus baru yang mengkhawatirkan.
"Rumah sakit kita berada di bawah tekanan lebih dari kapan pun sejak dimulainya pandemi Covid-19," kata Johnson.
Dengan aturan penguncian terbaru, sekolah dasar dan menengah, serta perguruan tinggi, akan ditutup untuk pembelajaran tatap muka, menurut AP.
Toko-toko yang tidak penting juga akan terpaksa tutup, dan semua layanan perawatan pribadi akan dihentikan.
Restoran tidak akan dapat menawarkan makan secara langsung, tetapi akan tetap buka untuk layanan dibawa pulang.
"Jumlah kematian naik 20 persen selama seminggu terakhir dan sayangnya akan terus meningkat," kata Johnson.
"Dengan sebagian besar negara sudah berada di bawah tindakan ekstrim, sudah jelas bahwa kita perlu berbuat lebih banyak untuk mengendalikan varian baru ini sementara vaksin diluncurkan,” ungkapnya.
Namun, ada satu titik terang dalam pengumuman ini.
Tidak seperti penguncian sebelumnya, aturan ini datang dengan vaksin baru.
Seperti yang dilaporkan The New York Times, Inggris sekarang juga menyebarkan vaksin AstraZeneca dari Oxford yang lebih murah dan lebih stabil.