Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Peneliti Temukan Ratusan Gading di Dalam Kapal Karam, Jadi Bukti Perburuan Gajah di Abad ke-16

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seekor gajah

TRIBUNTRAVEL.COM - Ratusan gading gajah ditemukan di dalam kapal karam oleh peneliti.

Temuan kapal karam yang dipenuhi gading gajah ini menjadi petunjuk baru tentang perdagangan gading abad ke-16.

Hal tersebut terungkap setelah peneliti melakukan studi terhadap Bom Jesus, sebuah kapal dagang Portugis yang tenggelam saat melakukan perjalanan ke India di tahun 1533.

Dikutip dari Gizmodo, Kapal karam Bom Jesus ditemukan tak sengaja pada 2008 oleh para pekerja perusahaan tambang berlian yang tengah melakukan pekerjaan di sebuah Pantai Namibia.

Baca juga: Ini 5 Kopi Termahal di Dunia, Ada yang Berasal dari Sisa Kotoran Gajah Seharga Rp 11,6 Juta

Kapal tersebut berisi emas, perak, timah, tembaga, dan juga gading.

Selama berabad-abad, batangan tembaga mendorong kapal makin tenggelam dan masuk ke dasar laut yang lunak.

Gading gajah yang diambil dari kapal karam Bom Jesus. (gizmodo via Kompas.com)

Ternyata kondisi tersebut justru ideal untuk pengawetan.

Buktinya, peneliti berhasil mengambil lebih dari 100 gading gajah dari ruang kargo kapal dan menjadikannya sebagai penemuan arkeologi gading Afrika yang pernah ditemukan.

Penelitian yang dipublikasikan di Current Biology ini kemudian dilakukan dengan menganalisis DNA pada 44 gading yang diambil dari Bom Jesus dan analisis isotop pada 97 gading.

Hasilnya peneliti pun dapat mengungkap ragam spesies, lokasi geografis, serta habitat gajah yang diambil gadingnya.
Peneliti menyebut bahwa gading di atas Bom Jesus secara eksklusif bersumber dari gajah hutan Afrika.

Gajah hutan ini dibunuh untuk diambil gadingnya di Afrika Barat dan bukan di Afrika Tengah.

Hal itu menurut ahli genetika Alida de Flamingh dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign sejalan dengan pendirian pusat perdagangan Portugis di sepanjang pantai Afrika Barat selama periode tersebut.

Selain itu, dari analisis peneliti menemukan ada 17 kelompok gajah yang berbeda secara genetik hidup di Afrika barat saat itu.

Namun dari ke-17 kelompok itu hanya tersisa empat kelompok saja yang masih bisa ditemui hidup hingga saat ini.

Garis keturunan yang hilang itu kemungkinan besar akibat perburuan yang berlebihan serta hilangnya habitat.

Halaman
12