Keringat ketiak mereka tidak berbau karena bakteri merasa 'lapar' di tubuh orang Asia yang tidak memproduksi zat makanan mereka ini.
Hanya sekitar 3 persen saja dari orang Eropa dan Afrika yang memiliki gen ini.
Meski demikian, sebagian besar wanita di Asia dan negara tropis masih memakai deodoran, meski mereka memiliki gen ini.
Sebagian di antara mereka menggunakan deodoran untuk mengontrol keringat berlebih dan ingin tampil lebih percaya diri.
Ilmuwan genetika berpendapat, tekanan dari masyarakat adalah alasan sebagian dari kita terus mengikuti berbagai rutinitas higienis yang sebenarnya tidak perlu hanya karena "semua orang melakukannya".
Baca juga: Fakta Stasiun Penelitian di Antartika, Tempat Terpencil yang Baru Sekarang Mengalami Pandemi
Baca juga: Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2021, Pelayanan Keimigrasian Ditutup Sementara
Baca juga: Fakta Unik Tradisi Makan Daging Kalkun saat Perayaan Natal, Ini Istimewanya
Baca juga: Rest Area dan Tempat Wisata Jateng Jadi Sasaran Operasi Yustisi Rapid Tes Antigen Saat Libur Nataru
(TribunTravel/tyas)
Baca tanpa iklan