Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Meski Laku Keras, Penerbangan Tanpa Tujuan Dianggap Tren Paling Aneh Tahun Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penerbangan tanpa tujuan

TRIBUNTRAVEL.COM - Seperti banyak industri, virus corona (Covid-19) memaksa industri perjalanan untuk beradaptasi pada tahun 2020.

Hampir seluruh negara menutup perbatasan mereka, sehingga pelaku pariwisata mulai memasarkan perjalanan virtual.

Dengan cepat, gelembung perjalanan terbentuk sehingga orang punya tempat baru untuk dikunjungi.

Seiring berjalannya waktu, perbatasan tetap ditutup dan pembatasan tetap berlanjut.

Baca juga: 5 Misteri Penerbangan Sepanjang Masa, Pilot Bunuh Diri hingga Tabrakan Antar Pesawat

Hal itu membuat sejumlah maskapai meluncurkan program penerbangan tanpa tujuan.

Sering disebut penerbangan wisata atau penerbangan wisata, program ini persis seperti apa yang banyak orang bayangkan.

Melansir laman Insider, Senin (21/12/2020), penumpang akan mendapatkan pengalaman di bandara dan pesawat secara keseluruhan.

Namun, alih-alih mendarat di tujaun baru pada akhir penerbangan, penumpang justru akan tiba di bandara yang sama dengan bandara awal keberangkatan.

Terasa aneh bukan? Namun faktanya program penerbangan tanpa tujuan ini terjual habis dalam hitungan menit.

Penerbangan wisata Qantas Airlines di sekitar Australia terjual habis hanya dalam 10 menit pada bulan September lalu.

Ini menjadikannya sebagai satu penerbangan dengan penjualan tercepat dalam sejarah maskapai.

Selain Qantas, maskapai All Nippon Airways juga menawarkan pengalaman yang sama.

Tercatat, lebih dari 50.000 orang memesan kursi pada penerbangan Agustus lalu.

Sementara itu, 300 kursi untuk penerbangan bertema Hello Kitty dengan EVA Air di Taiwan dengan cepat terjual setelah maskapai tersebut mengumumkan penerbangan itu pada Agustus lalu.

Qantas, salah satu maskapai yang menawarkan program penerbangan tanpa tujuan. (Flickr/ jason goulding)

Dengan tempat yang sempit, risiko terpapar, dan pemborosan sumber daya alam, tentu sulit dipahami mengapa banyak orang tertarik untuk naik penerbangan tanpa tujuan.

Halaman
12