Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Usai Foto Minum dari Kaki Palsu Orang Mati Viral di Medsos, Pasukan Khusus Ini Mundur dari Jabatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit difoto itu diidentifikasi sebagai Warrant Officer John Letch yang tengah minum dari kaki palsu orang mati.

TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu tentara pasukan khusus teratas negara Australia telah mengundurkan diri setelah fotonya viral di media sosial.

Foto tersebut memperlihatkan dirinya minum dari kaki palsu milik seorang pria Afganistan yang tewas.

Menurut laporan The Australian yang dilansir dari laman news.com.au, Rabu (16/12/2020), Sersan Mayor Komando Operasi Khusus, Warrant Officer John Letch telah mengundurkan diri dari tugasnya dan menghadapi penyelidikan setelah viralnya foto tersebut.

Dalam laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa mantan Komandan Resimen Layanan Udara Khusus dan Kelompok Tugas Operasi Khusus Jono Beesley telah mengundurkan diri setelah terbitnya Laporan Brereton.

Baca juga: Viral Video Aksi Tak Pantas 2 Turis di Pelabuhan Bali, Pelaku Unggah Permintaan Maaf di Media Sosial

Foto tersebut diterbitkan oleh The Guardian pada awal bulan Desember 2020, dan memicu banyak komentar dari warganet.

Foto itu diyakini diambil pada 2009 di sebuah bar tidak resmi yang dikenal sebagai Fat Lady's Arms, di dalam pangkalan pasukan khusus Australia di Tarin, Kowt, Ibukota Provinsi Uruzgan.

Fairfax telah melaporkan dua tahun lalu bahwa pasukan Australia telah menggunakan kaki palsu seorang tahanan dari Afghanistan sebagai gelas minum di markas SAS di Perth, setelah dibawa kembali sebagai suvenir pada tahun 2009.

Foto itu diyakini telah bocor menyusul laporan kejahatan perang baru-baru ini dari tentara yang sekarang menghadapi tuntutan pidana, dengan The Australian melaporkan lebih banyak foto diyakini ada pejabat senior lainnya yang minum dari kaki.

Mantan kapten SAS dan anggota parlemen Liberal Andrew Hastie mengatakan Warrant Officer Letch adalah 'orang terhormat' dan prajurit yang baik.

"Kami ditempatkan bersama ke Afghanistan pada 2013. Dia adalah sersan mayor skuadron saya dan menjaga kesejahteraan kami selama masa-masa sulit," katanya.

Ia menambahkan, "John adalah pria terhormat yang melakukan kesalahan lebih dari satu dekade lalu. Dia menerima tanggung jawab penuh untuk itu. Tidak ada yang sempurna."

Sebuah sumber juga mengatakan kepada publikasi bahwa Warrant Officer Letch telah mengambil 'kepemilikan penuh atas tindakannya dan mendiskreditkan yang dia bawa ke tentara'.

Warrant Officer John Letch dilaporkan mengundurkan diri setelah foto tersebut dipublikasikan. (news.com.au)

Warrant Officer Letch mendaftar ke Angkatan Darat Australia pada tahun 1988 dan ditugaskan ke Korps Infanteri Australia setelah pelatihannya.

Dia memiliki banyak jabatan resimen yang bertugas di unit tempur, tempat pelatihan, Markas Besar Angkatan Darat dan Komando Operasi Khusus Markas Besar.

Foto itu membuat marah warga Afghanistan, dengan anggota dewan provinsi di Uruzgan, Hayatullah Fazly, mencap foto itu 'menjijikkan'.

"Itu adalah gambar paling menjijikkan, mengejutkan, dan mengerikan yang pernah saya lihat," katanya kepada The Guardian.

"Lebih menyakitkan ketika Anda menganggap bahwa (tentara) ada di sini untuk membantu kami dan membuat kami merasa aman. Itu memalukan," lanjutnya.

The Fat Lady's Arms, di mana foto itu diyakini diambil, disebutkan dalam Laporan Brereton sebagai tempat yang tidak resmi tetapi terus diisi ulang dengan alkohol.

Dalam bagian laporan Dr David Whetham, Profesor Etika dan Profesi Militer di King's College London, dia mengatakan pasukan akan pergi ke sana untuk bersantai.

"Seharusnya tidak ada alkohol, tetapi ada pub di pangkalan - Lengan Nyonya Gemuk - 'di suatu tempat di sana di mana kami dapat melakukan hal-hal tertentu tetapi kami tidak akan ketahuan dan itu tidak akan dianggap sebagai pelanggaran karena itulah kami dan itulah yang kami lakukan'," tulisnya mengutip sumber yang namanya telah disunting.

Tonton juga:

Awal bulan ini, Departemen Pertahanan mengeluarkan pernyataan kepada news.com.au yang mengatakan semua tuduhan kesalahan yang kredibel akan diselidiki, baik melalui Penyidikan yang terkait dengan Brereton atau sebaliknya.

"Laporan itu telah disunting untuk menghapus nama dan rincian yang dapat mengidentifikasi individu yang menjadi sasaran Penyelidikan telah menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk mendukung tuduhan pelanggaran kriminal atau pelanggaran lainnya," kata seorang juru bicara.

"Jika ada informasi yang diberikan kepada Pertahanan yang tidak ditujukan sebagai bagian dari Penyelidikan Afghanistan, masalah ini akan diselidiki secara menyeluruh dan ditindaklanjuti," sambungnya.

Ia mengatakan, "Sangat penting bahwa semua masalah dipertimbangkan dengan hati-hati, dan tindakan apa pun yang dilakukan sesuai dengan proses ADF yang telah berlangsung lama dan mapan, memastikan hak-hak individu atas proses yang wajar dan pemeriksaan yang adil dilindungi."

Baca juga: 5 Hotel di Dekat Candi Borobudur untuk Liburan Akhir Tahun 2020, Tawarkan Panorama Alam Asri

Baca juga: Keren! Para Ilmuwan Bangun Kembali Otak Dinosaurus dan Ungkap Temuan Mengejutkan

Baca juga: Sudah Ada Vaksin Covid-19, Industri Perjalanan Bakal Bergeliat Lagi?

Baca juga: VIRAL VIDEO Pria Berjalan-Jalan di Sayap Pesawat Sebelum Lepas Landas, Diduga Idap Gangguan Kejiwaan

Baca juga: Wanita Ini Berhasil Pergoki Sang Pacar Selingkuh Lewat Gelas Starbucks, Videonya Viral di TikTok

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)