TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi kamu yang tinggal di lereng gunung berapi pasti tidak asing dengan fenomena erupsi.
Tahukah kamu jika erupsi gunung berapi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga kondisi kesehatan manusia.
Kabut vulkanik yang beterbangan saat erupsi sering masuk ke saluran pernapasan manusia yang pada akhirnya akan memicu gangguan kesehatan, salah satunya masalah pernapasan.
Kabut vulkanik atau smog bisa mengiritasi paru-paru dan memperburuk gangguan paru-paru yang sudah ada.
Kabut vulkanik mengandung abu,debu, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan berbagai gas berbahaya yang mencemari udara.
Kabut vulkanik juga mengandung aerosol yang sangat asam dan bisa masuk ke dalam paru-paru.
Menghirup kabut vulkanik bisa mengiritasi paru-paru dan selaput lendir. Tentunya, hal ini bisa memengaruhi fungsi paru-paru kita.
Partikel asam dalam kabut vulkanik juga bisa menyebabkan masalah berikut:
- sesak napas
- batuk
- sakit kepala
- sakit tenggorokan
- produksi lendir berlebih.
Kabut vulkanik juga bisa memperburuk gejala pernapasan yang sudah ada, seperti asma, bronkitis, empisema, dan penyakit paru-paruonstruktif kronik.
Menurut American Lung Association, ada sejumlah cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan paru-paru saat berada di area terdampak erupsi. Berikut caranya:
1. Hindari aktivitas di luar ruangan
Batasi aktivitas di luar rumah. Tutup pintu dna jendela agar debu atau kabut vulkanik tidak masuk ke dalam rumah.
2. Gunakan AC
Pasang AC dengan pengaturan resirkulasi agar udara luar tidak masuk ke dalam ruangan dan udara bersih akan bersirkulasi melalui AC dan pembersih udara.
3. Lakukan tindakan pencegahan ekstra