TRIBUNTRAVEL.COM - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) Pan Am telah lama dipuji sebagai maskapai dengan kemewahan dalam penerbangan.
Sebutan ini berkat pelayanan nomor satu dalam kabin dengan makanan yang bisa dikatakan menyaingi restoran Prancis paling mewah sekalipun.
Kru kabin tidak hanya dilatih menyajikan makanan, melainkan juga harus bisa memasak saat penerbangan berlangsung.
Namun memasak dalam ketinggian 30.000 kaki di udara tentu tidak mudah.
Dr Bryce Evans, seorang profesor dari Liverpool Hope University menulis buku berjudul Food and Aviation in the Twentieth Century: The Pan American Ideal.
Dalam proses menulis buku tersebut, Dr Evans berbincang dengan sejumlah mantan pramugari Pan Am.
Melansir dari express.co.uk, salah satu dari mereka menceritakan kejadian yang sangat menegangkan di dapur yang membuat pipinya agak merah.
Helen Davey, seorang pramugari antara tahun 1965 dan 1986, mengungkapkan sulitnya memasak ratusan telur saat penerbangan yang dilanda turbulensi.
Kepada Dr Evans, Davey mengatakan: "Sambil melompat-lompat, saya bertekad untuk memasak telur itu dengan sempurna, melawan segala rintangan."
"Entah bagaimana, kami berhasil membagikan telur orak-arik dan sosis yang indah dan lembut," lanjutnya.
Davey mengatakan, setiap sajian di maskapai Pan Am selalu diakhiri dengan setangkai peterseli hijau cerah atau dikenal sebagai 'mawar Pan Am', karena tidak ada makanan yang dianggap lengkap tanpanya.
Perjualangan Davey dan rekannya yang memasak telur saat pesawat turbulensi ternyata berbuah manis.
Sejumlah penumpang menuju dapur untuk memberi tahu mereka bahwa masakan yang mereka buat sangat lezat.
"Beberapa penumpang berjalan ke dapur untuk memberi tahu kami bahwa itu adalah makanan paling enak yang pernah mereka makan di pesawat!" ungkapnya.
Namun, Davey juga mendapatkan hal tidak menyenangkan gara-gara memasak telur di pesawat.