TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang suka menjelajahi alam tentu senang akan hal yang menantang.
Menjelajah alam tidak hanya pergi ke gunung atau pantai saja.
Traveler bisa mencoba petualangan menarik di berbagai tempat seperti di Alaska, Amerika Serikat.
Sebuah kota di Alaska telah dilanda kegelapan selama dua bulan setelah daerah itu menyaksikan matahari terbenam terakhirnya pada tahun 2020.
Baca juga: Unik, Alaska Airlines Berikan Kartu Kuning untuk Penumpang yang Tidak Pakai Masker
Kota di bagian paling utara Amerika Serikat itu baru saja mengalami hari terakhir sinar matahari, dan sekarang akan bertahan selama 66 hari dalam kegelapan total.
Utqiagvik, kota paling utara di Amerika Serikat, hanya mendapat sinar matahari 34 menit pada hari terakhir sebelum terbenam.
Musim dingin yang panjang dan gelap yang berlangsung hingga 23 Januari.
Sebanyak 4000 penduduk kota sekarang akan mengalami 66 hari dengan malam dan suhu hampir di atas titik beku.
Wilayah di Lingkaran Arktik miring menjauh dari matahari di poros Bumi selama bulan-bulan musim dingin, menghasilkan bulan-bulan kegelapan.
Saat kegelapan membayangi selama beberapa minggu terakhir, hari-hari di Utqiagvik dipersingkat dengan hanya lima jam dan 42 menit siang hari pada 1 November.
Ini turun menjadi 34 menit kemarin, ketika matahari hampir tidak muncul di cakrawala.
Matahari terbenam pada Rabu pukul 13.30 waktu setempat untuk terakhir kalinya tahun ini, menurut Layanan Cuaca Nasional.
Suhu juga anjlok karena kurangnya sinar matahari dan penduduk tidak akan melihat siang hari lagi selama berminggu-minggu.
Publikasi mencatat bahwa pada saat matahari terbit lagi di sana, Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat setelah pelantikannya pada 20 Januari.
Kota ini juga mengalami efek cuaca yang berlawanan langsung selama musim panas dengan hampir total sinar matahari dari Mei hingga Agustus.
Utqiagvik baru-baru ini memperkenalkan pembatasan virus korona baru.
Pembatasan ini mengatur bahwa siapa pun yang tidak melakukan karantina selama 14 hari setelah kedatangan dan mengenakan masker harus membuat pengumuman layanan publik.
Walikota Fannie Suvlu mengatakan kepada Alaska Public Media bahwa rekaman suara, klip video atau pamflet mereka akan dikirim ke seluruh komunitas untuk mengingatkan orang-orang.
Terjadi akibat kemiringan Bumi
Utqiagvik, sebuah kota di Alaska, Amerika Serikat, terakhir kalinya disinari matahari pada Minggu 18 Oktober 2018.
Sejak saat itu, warga Utqiagvik yang berjumlah sekitar 4.000 memulai periode dengan suasana kegelapan, atau yang dikenal dengan fenomena polar night.
Menurut pakar meteorologi CNN Judson Jones, Selasa 20 November 2018, polar night adalah istilah bagi wilayah tertentu di Bumi yang tidak disinari matahari selama lebih dari 24 jam.
Kondisi ini juga disebabkan oleh faktor alam kemiringan bumi yang jauh dari radiasi matahari.
Menurut Weather.com , dari pertengahan November hingga akhir Januari, matahari tidak terbit di utara Lingkaran Arktik karena kemiringan Bumi jauh dari radiasi matahari yang paling langsung.
Meskipun begitu, Kota Utqiaġvik di Alaska ini bukanlah satu-satunya wilayah yang mengalami fenomena unik.
Ini adalah kali pertama Utqiaġvik jadi daftar wilayah dengan polar night.
Selama satu hingga dua bulan, warga Kaktovik, Point Hope dan Anaktuvuk Pass juga akan kehilangan sinar matahari.
Matahari diprediksi tenggelam terakhir kalinya di tiga kota tersebut pada akhir November atau awal Desember.
Matahari terakhir tenggelam di Utqiagvik pada Minggu, sekitar pukul 13.43 waktu setempat.
Sinar mentari baru akan menyinari kembali kota tersebut pada 23 Januari 2019.
Baca juga: Lebih dari 16.000 Orang Telah Hilang di Segitiga Alaska, Apakah Ada Penjelasannya?
Baca juga: 10 Fakta Unik Alaska, Negara ke 49 yang Bergabung dengan Amerika Serikat
Baca juga: Kota di Alaska Ini Tidak Akan Melihat Matahari Selama 2 Bulan, Apa Penyebabnya?
Baca juga: Utqiaġvik, Kota di Alaska yang tak Akan Melihat Matahari Selama 2 Bulan Lebih
Baca juga: Dari Alaska hingga Bali, Ini 4 Penginapan dengan Pemandangan Alam Terbaik di Dunia
(TribunTravel/Arif Setyabudi)