Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kota di Alaska Ini Tidak Akan Melihat Matahari Selama 2 Bulan, Apa Penyebabnya?

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Utqiaġvik

TRIBUNTRAVEL.COM - Matahari merupakan salah satu sumber panas yang dibutuhkan manusia.

Tidak hanya sebagian sumber panas, matahari juga sebagai sumber cahaya alami.

Apa jadinya jika matahari tidak muncul di daerah kita?

Mungkin daerah kita akan gelap gulita dan tampak seperti daerah  yang penuh kegelapan.

Seperti yang dialami oleh penduduk Kota Utqiaġvik, Alaska, kota paling utara di AS, memiliki matahari terbit terakhir tahun ini pada hari Minggu.

Kota ini, yang sebelumnya disebut Barrow, tidak akan melihat matahari lagi selama 65 hari.

Matahari berikutnya akan kembali terbit pada 23 Januari tahun depan.

Utqiaġvik mengalami malam kutub, yang merupakan periode kegelapan di musim dingin tanpa adanya matahari terbit, yang terjadi di kota-kota di dalam lingkaran kutub.

Menurut Weather.com, "Dari pertengahan November hingga akhir Januari, matahari tidak terbit di utara Lingkaran Arktik karena kemiringan Bumi jauh dari radiasi matahari yang paling langsung."

Terletak 330 mil di atas Lingkaran Arktik, Utqiaġvik tidak lantas mengalami kegelapan total selama dua bulan ke depan.

Kota ini akan melihat matahari hanya beberapa saat saja tiap harinya dan itu pun dengan sinar matahari yang bersifat remang-remang.

Sinar matahari remang-remang ini akan menyinari selama 6 jam sehari, tetapi akan berkurang hingga tiga jam semalam pada akhir Desember.

Utqiaġvik memiliki 4.400 penduduk yang sudah biasa menghadapi malam kutub.

Kota ini adalah rumah bagi populasi besar masyarakat adat Inupiaq dan rumah bagi beberapa stasiun penelitian.

Setelah 65 hari tanpa sinar matahari pada musim dingin ini, penduduk dapat menghadapi hingga 80 hari tanpa matahari terbenam mulai bulan Mei.

Halaman
12
Tags: