Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Gunung Semeru Meletus, Ini 5 Fakta di Balik Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru.

TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan awan panas pada Selasa (1/12/2020) dini hari.

Luncuran awan panas dari erupsi gunung yang berada di Jawa Timur itu terjadi selama hampir tiga jam.

Berkaitan dengan aktivitas gunung ini, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menetapkan tingkat aktivitas Gunung Semeru dalam status Waspada Level II.

Penetapan status Waspada Level II itu berdasarkan hasil pemantauan visual dan insturmental, serta potensi ancaman bahaya yang ada.

Berikut 5 fakta terkait erupsi Gunung Semeru:

Baca juga: Kronologi 3 Pendaki Masuk Daftar Hitam di Gunung Semeru karena Tinggalkan Teman Sakit

1. Erupsi asap dan cuaca di sekitar Gunung Semeru

Dalam keterangan resminya, PVMBG menyatakan bahwa selama pantauan dari 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Asap kawah yang teramati utamanya berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat juga terjadi di Gunung Semeru dan sekitarnya.

Suhu udara sekitar juga tercatat bervariasi, yaitu sekitar 19-32 derajat celcius.

TONTON JUGA:

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi terus-menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas kawah atau puncak.

2. Guguran batu

Guguran batu dari arah puncak pernah terjadi di Gunung Semeru pada 19 Oktober 2020, tetapi tidak berlangsung secara terus-menerus.

Namun, pada tanggal 28 November 2020, terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan yang diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke sektor tenggara lereng.

Halaman
12