"Ilmuwan bulan telah mengadvokasi misi pengembalian sampel robotik ke berbagai area kritis ini untuk menjawab sejumlah pertanyaan mendasar yang tersisa dari eksplorasi sebelumnya," kata Head.
Misi Chang'e-5 dapat membantu menjawab pertanyaan seperti berapa lama bulan tetap aktif secara vulkanik di interiornya dan kapan medan magnetnya.
Hal itu merupakan kunci untuk melindungi segala bentuk kehidupan dari radiasi matahari.
TONTON JUGA:
Misi
Setelah berada di orbit bulan, wahana tersebut akan bertujuan untuk mengerahkan sepasang kendaraan ke permukaan: pendarat akan mengebor ke tanah, kemudian mentransfer sampel tanah dan batuannya ke ascender yang akan lepas landas dan berlabuh dengan modul orbit.
Jika berhasil, sampel akan dipindahkan ke kapsul kembali yang akan mengembalikannya ke Bumi.
China melakukan pendaratan bulan pertama pada 2013.
Pada Januari 2019, wahana Chang'e-4 mendarat di sisi jauh bulan, yang pertama oleh wahana antariksa negara mana pun.
Dalam satu dekade ke depan, China berencana mendirikan stasiun pangkalan robotik untuk melakukan eksplorasi tak berawak di kawasan kutub selatan.
Ini akan dikembangkan melalui misi Chang'e-6, 7, dan 8 sepanjang tahun 2020-an dan diperluas hingga tahun 2030-an menjelang pendaratan berawak.
China berencana mengambil sampel dari Mars pada tahun 2030.
Pada bulan Juli, China meluncurkan wahana tak berawak ke Mars dalam misi independen pertamanya ke planet lain.
Baca juga: Apakah Astronaut Bisa Jatuh Sakit saat di Ruang Angkasa? Ini Penjelasannya
Baca juga: Piramida Giza dan 5 Tempat di Bumi yang Bisa Dilihat Astronot dari Ruang Angkasa
Baca juga: Cara Astronaut Tetap Beraktivitas saat di Ruang Angkasa, Ini Rahasianya
Baca juga: Sempat Dua Kali Ditunda, SpaceX Akhirnya Luncurkan Astronot NASA ke Stasiun Luar Angkasa
Baca juga: 4 Fakta Menarik Astronot, Ternyata Tubuhnya Bertambah Tinggi saat di Luar Angkasa
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Baca tanpa iklan