Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengulik Kisah Elizabeth Bathory, Bangsawan Wanita yang Suka Mandi Darah Perawan Demi Awet Muda

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi vampir

Oleh karena itu, dia dibawa ke kastil keluarga dengan alasan sakit.

Dia pun melahirkan seorang putri yang kemudian dibuangnya.

Sejak itu, dia mulai menyiksa para nelayan dan belajar ilmu hitam ketika suaminya pergi berperang.

Menurut sejarah, ketertarikannya pada penyiksaan dimulai ketika keluarganya berurusan dengan musuh-musuh politik.

Mandi darah perawan demi awet muda

Suatu hari, Bathory memukul seorang pelayan yang masih gadis karena menyisir rambutnya terlalu keras.

Ketika memukul gadis itu sampai berdarah, darah sang pelayan menetes ke tangan Bathory.

Ketika melihat darah itu menetes di kulit tangannya, Bathory merasa warna kulitnya tampak lebih muda.

Dari situ, Bathory beranggapan bahwa dengan darah, dia akan tampak lebih muda. Darah dianggapnya sebagai 'rahasia untuk awet muda'.

Dan karena pelayan yang dipukulnya adalah seorang gadis muda, maka dia berkesimpulan bahwa darah dari perawan adalah darah terbaik dan paling efektif.

Setelah suaminya meninggal, ketakutannya untuk menjadi tua semakin meningkat.
Dengan 'kesimpulan' yang dia buat sendiri di kepalanya, Bathory membunuh pelayan muda itu agar bisa mandi dengan darah dari pelayan itu.

Pelayan muda itu bukan korban satu-satunya bagi Bathory.

Justru sejak kematian pelayan muda itu, para pelayan muda lainnya menjalani siksaan dan banyak dari mereka tewas karena kehabisan darah.

Dengan kecerdasan dan kecantikannya, Bathory memancing para korbannya ke istana dengan iming-iming pendidikan lebih tinggi.

Para pelayan yang masih gadis mengalami siksaan mengerikan dengan beberapa anggota tubuh dipotong demi 'penyediaan' darah untuk Bathory.

Halaman
123