TRIBUNTRAVEL.COM - Libur akhir tahun 2020, tempat wisata kemungkinan bakal kembali dikunjungi wisatawan.
Nah, pada saat pandemi ini, pengelola wisata harus berbenah diri untuk menerapkan protokol kesehatan.
Pengelola wisata wajib menyediakan berbagai fasilitas untuk mendorong wisatawan memberlakukan protokol kesehatan
Melansir Kompas.com, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada ( UGM), dr. Bayu Satria Wiratama, MPH., pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk memperpendek hari libur saat libur panjang akhir tahun demi mencegah penyebaran Covid-19.
Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga, Wisata Merapi Park Masih Buka
Langkah lain yang dapat dilakukan dengan memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata.
"Opsinya antara memperpendek atau memperketat pengawasan. Namun, untuk memperketat pengawasan butuh usaha yang lebih besar lagi," ujar Bayu seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (18/11/2020).
Edukasi wisata sehat
Bayu yang juga peneliti Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM ini menyatakan jika pilihan untuk meniadakan libur panjang kurang efektif.
Sebab, dengan meniadakan libur panjang tidak dapat menjamin masyarakat tidak berwisata dan tetap beraktivitas di rumah saja.
"Dalam kondisi sekarang yang perlu digalakkan adalah edukasi wisata sehat yang sesuai protokol kesehatan dan disiplin menerapkannya," tegasnya.
Kenapa edukasi wisata sehat?
Karena edukasi terkait protokol kesehatan harus dilakukan secara simultan antara pelaku wisata dan penyelenggara wisata.
Sementara edukasi dilakukan secara berkelanjutan agar bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Hanya saja, untuk tempat wisata yang berada di dalam ruangan/indoor memiliki risiko tinggi penularan Covid-19.
Beberapa diantaranya seperti kolam renang, hotel, dan lainnya.