TRIBUNTRAVEL.COM - Melakukan karantina mandiri untuk mencegah penyebaran COVID-19 memang tidak selalu menyenangkan.
Beberapa orang harus melakukan berbagai kegiatan untuk membunuh rasa bosan di rumah saja, seperti membaca buku, menonton film, atau melakukan workout.
Namun, apa jadinya jika ada orang yang membuat roller coaster ala Disneyland saat melakukan karantina mandiri di rumah?
Hal tersebut dilakukan oleh Sean LaRochelle dari Napa, California yang memutuskan untuk menggunakan waktu karantinanya untuk mengejar minat yang unik.
Dilansir oleh TribunTravel dari Travel and Leisure, LaRochelle membuat roller coaster Matterhorn ala Disneyland di halaman belakang rumah keluarganya.
Baca juga: Terjebak Selama Berjam-jam, 13 Penumpang Roller Coaster Berhasil Dievakuasi
LaRochelle diketahui memulai pembangunan roller coaster tersebut pada bulan Maret dan menyelesaikannya pada bulan Juli.
"Mereka berbicara tentang semua hal negatif COVID, tapi salah satu manfaat COVID adalah melakukan hal yang tidak bisa saya lakukan selama ini,” kata LaRochelle.
"Saya selalu ingin membangun wahana dan wahana Disney selalu istimewa bagi saya karena bertema, menceritakan kisah yang unik." Tambahnya lagi.
Roller coaster di halaman belakang Matterhorn ini lengkap dengan bendera Swiss, air terjun, dan mobil untuk satu orang yang membawa orang berputar-putar di jalur coaster.
Tidak hanya itu, bahkan ada yeti animatronik dan soundtrack orisinalnya.
Pembangunan roller coaster ini merupakan sebuah urusan keluarga karena dibangun di halaman belakang orang tua Sean, Jacques dan Diane LaRochelle.
Dalam pembangunannya, LaRochelle tidak sendiri, dia mendapatkan bantuan saudara kandungnya, Michael, Mark dan Nicole.
Selain itu, sekitar 30 teman datang ke objek wisata halaman belakang untuk membantu pembangunan, sambil tetap menjaga jarak.
LaRochelle saat ini belajar arsitektur di sekolah pascasarjana, dia memperkirakan biayanya sekitar 15 ribu dolar untuk membangun roller coaster di belakang rumahnya.
Diketahui sebelumnya, Disneyland California merupakan satu-satunya taman hiburan Disney yang tetap ditutup sejak dimulainya pandemi pada Maret.