TRIBUNTRAVEL.COM - CopenHill bukan hanya pembangkit listrik tenaga limbah terbesar di dunia, tetapi juga merupakan mahakarya desain arsitektur.
Pada bangunan ini, ada lereng ski raksasa dan jalur pendakian berkelok-kelok menuju atapnya.
Ada pula dinding panjat besar di salah satu sisinya.
Pembangkit listrik tenaga sampah biasanya tidak menjadi tempat wisata yang menarik.
Namun, pencapaian terbaru diraih Kopenhagen dalam upayanya menjadi kota bebas karbon pertama di dunia.
CopenHill tidak hanya mampu mengubah 440.000 ton limbah menjadi energi bersih setiap tahun, tetapi juga menjadi tempat hiburan menarik bagi orang-orang yang ingin melakukan aktivitas luar ruangan di dekat pusat ibu kota Denmark.
Selama musim panas, atapnya yang berkelok-kelok berfungsi ganda sebagai jalur pendakian hijau.
Sedangkan saat musim dingin, tempat ini menjadi "lereng langit" buatan.
Proyek pendirian CopenHill dimulai oleh seorang arsitektur yang berani dari sebuah studio bernama PLOT pada tahun 2002.
Mereka mengusulkan memasukkan ruang kota publik di daerah terpadat Kopenhagen dengan menempatkan lereng ski di atas department store terbesar di kota tersebut.
Meskipun memenangkan kompetisi desain, proyek tersebut tidak pernah benar-benar terwujud, tetapi menginspirasi konsep di balik CopenHill.
Satu dekade setelah ide atap fungsional pertama kali diusulkan, Bjarke Ingels Group (BIG) memenangkan kompetisi desain internasional untuk pabrik limbah menjadi energi di Kopenhagen.
Ingels adalah arsitek di balik PLOT.
Dia memutuskan untuk membuat proyek lamanya menjadi kenyataan dengan cara yang lebih mengesankan.
Ia membangun tanah miring buatan di atas pusat perbelanjaan dan di atas di gedung pembangkit listrik tenaga limbah.