Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ingin Lihat Kapal Titanic Lebih Dekat? Siap Rogoh Kocek Rp 1,8 Miliar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RMS Titanic, bersiap untuk berangkat dari Pelabuhan Southampton, pergi ke Normandy dan menjemput penumpang, lalu memulai pelayaran perdananya ke New York.

TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin melihat lebih dekat bagaimana rupa Kapal Titanic yang sebenarnya?

Jika kamu ingin menjelajah Kapal Titanic, bersiaplah merogoh kocek dalam-dalam.

Penjelajahan Kapal Titanic bisa menghabiskan biaya lebih dari Rp 1,8 miliar.

Lalu pertanyaannya, apa yang istimewa dari Kapal Titanic seharga miliaran rupiah ini?

Dilansir TribunTravel dari laman dailystar, OceanGate Expeditions, untuk pertama kalinya, menawarkan kesempatan kepada masyarakat menyelam 2,4 mil di bawah laut untuk melihat Titanic.

Titanic melakukan pelayaran pertamanya dari Southampton ke New York pada 1912 sebelum tenggelam dan menewaskan sekira 1.500 orang.

Dikenal terkenal sebagai "tidak dapat tenggelam", kapal penumpang British White Star Line terbelah menjadi dua setelah menabrak gunung es di Samudra Atlantik Utara.

Hanya segelintir ilmuwan dan peneliti yang pernah memeriksa bangkai kapal secara langsung, termasuk James Cameron yang mengarahkan film blockbuster 1997, The Telegraph melaporkan.

Ocean Gate yang akan membawa wisatawan menuju bangkai kapal Titanic (OceneGate via dailystar)

Di bawah rencana baru ini, sembilan peserta akan diizinkan dalam ekspedisi delapan hari yang akan berangkat dari Newfoundland Kanada dan menuju ke reruntuhan.

Tur kapal selam pribadi, yang akan menampung lima orang sekaligus, akan membuat penjelajah dengan biaya 96.368 poundsterling.

Meski harga terbilang cukup fantastis, nyatanya peminat tur ini cukup banyak.

Ada 36 orang yang sudah melakukan pendaftaran untuk menjelajah Kapal Titanic.

Para tamu - disebut sebagai "spesialis misi" akan diberikan tur kapal selam di situs tersebut, yang membentang sejauh 25 mil laut.

Stockton Rush, presiden OceanGate Expeditions menjelaskan apa yang diharapkan di bawah sana: “Semua tulang telah hilang. Tidak ada mayat di bawah sana.

"Ada sepatu bot dan pakaian yang menunjukkan keberadaan orang 100 tahun lalu, dan itu sangat suram."

Orang terakhir yang selamat dari bencana tersebut, Millvina Dean, meninggal pada 31 Mei 2009, dalam usia 97 tahun.

Halaman
123