Namun ia tetap bersyukur karena bisa menjaga lingkungan tempat tinggalnya tersebut.
Disamping itu, Bagong juga bercerita jika bibit ikan yang ia semai di Watergong pernah di panen sebanyak 1 ton.
Tapi saat itu hasil panen tidak laku dijual karena ekonomi masyarakat sedang lesu efek pandemi Covid-19.
Akhirnya ikan-ikan itu dia bagikan kepada masyarakat satu kampung untuk dimakan.
Sekarang, lanjut Bagong, bibit ikan yang ada di sungai merupakan bibit kedua yang ia semai.
"Untuk, ikan yang ada di kolam sekarang ini adalah bibit kedua," ujarnya.
Ia memperkirakan jika total berat dari jutaan ikan nila dan koi yang ada di sungai tersebut saat ini sudah mencapai 18 ton.
Dalam sehari, ia mengatakan menghabiskan sekitar 10 karung pelet untuk memberi makan jutaan ikan tersebut.
"Satu karung itu beratnya 30 kilogram," ucap Bagong.
Menurutnya, untuk pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Watergong itu tidak dipungut biaya.
Ia hanya berpesan, jika setiap pengunjung wajib memakai masker dan tidak membuang sampah di sepanjang kawasan objek wisata.
"Cukup jaga kebersihan saja dan tidak berbuat yang aneh-aneh," tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Baca juga: Warung Sate Kambing Tali Roso Klaten, Icip Empuknya Sate Brutal yang Panjangnya Capai 30 Cm
Baca juga: Baru Buka 2 Minggu, Umbul Besuki di Ponggok Klaten Tutup Lagi, Ini Alasan di Baliknya
Baca juga: Sempat Dibuka, Wisata Umbul di Klaten Diminta untuk Tutup Kembali
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Warga Klaten Sulap Sungai Kotor Jadi Obyek Wisata Watergong