Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Seiyun Palace, Istana Lumpur Terbesar di Dunia yang Terancam Hancur, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan yang menunjukkan Istana Seiyun Yaman, salah satu bangunan bata lumpur terbesar di dunia, pada tanggal 15 Oktober 2020 di kota Seiyun di provinsi Hadramawt tengah. Istana itu telah menjadi situs warisan terbaru negara yang dilanda perang yang menghadapi keruntuhan karena hujan lebat dan pengabaian selama bertahun-tahun memakan korban. Kerusakan bangunan putih cerah, yang mengingatkan pada istana pasir raksasa dengan menara bundar di sudutnya, mencerminkan spiral Yaman sejak 2014, keti

TRIBUNTRAVEL.COM - Istana Seiyun di Yaman merupakan satu bangunan yang terbuat dari batu bata lumpur terbesar di dunia.

Sayangnya istana lumpur ini terancam hancur.

Istana Seiyun dikhawatirkan runtuh karena hujan lebat dan pengabaian bertahun-tahun.

Hal ini pun seolah menjadi simbol kejatuhan Yaman sejak 2014 ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran mulai memerangi pemerintah.

 

 

Sementara itu koalisi yang dipimpin Saudi turun tangan mendukung pemerintah pada 2015, TribunTravel melansir dari BBC.

Pihak berwenang telah berjuang untuk mendapatkan dana pemeliharaan situs-situs penting, termasuk istana yang juga difungsikan sebagai museum di kota Seiyun, Hadramawt tengah itu.

Bangunan itu kini rusak parah sehingga rentan bila banjir melanda negara itu dalam beberapa bulan terakhir.

Seorang insinyur yang mengkhususkan diri pada restorasi bangunan bersejarah, Abdullah Barmada meminta bantuan internasional untuk menyelamatkan bangunan tersebut.

"Ini berbahaya dan, jika tidak segera pulih, berisiko runtuh," kata Barmada.

"Ada kerusakan pada bagian dasar struktur, dinding, atap, dan itu perlu diperbaiki dan kemudian dirawat secara rutin," ujarnya kepada AFP, seperti dikutip Rabu (21/10/2020).

Pemandangan yang menunjukkan Istana Seiyun Yaman, salah satu bangunan bata lumpur terbesar di dunia, pada tanggal 15 Oktober 2020 di kota Seiyun di provinsi Hadramawt tengah. Istana itu telah menjadi situs warisan terbaru negara yang dilanda perang yang menghadapi keruntuhan karena hujan lebat dan pengabaian selama bertahun-tahun memakan korban. Kerusakan bangunan putih cerah, yang mengingatkan pada istana pasir raksasa dengan menara bundar di sudutnya, mencerminkan spiral Yaman sejak 2014, ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran mulai memerangi pemerintah. Koalisi pimpinan Saudi turun tangan untuk mendukung pemerintah pada 2015. (AFP)

Banjir telah menewaskan banyak orang dan merusak situs Warisan Dunia yang terdaftar di UNESCO termasuk gedung pencakar langit dari batu bata lumpur bertingkat tinggi di sebelah barat Shibam.

Di kota ketiga Yaman, Taez, Museum Nasional yang baru dipugar menjadi korban banjir besar bulan lalu, dengan beberapa bagian dari bekas istana Ottoman berubah menjadi puing-puing.

Istana Seiyun sendiri pernah menjadi rumah bagi Sultan Kathiris yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dari 1500-an hingga abad ke-20.

Istana ini dibuka untuk umum pada 1984.

Kepala Departemen barang antik dan museum di Handramawt, Hussein Aidarous mengatakan meskipun istana telah mengalami banyak kerusakan, istana tersebut tetap menjadi satu dari sedikit istana serupa yang masih berdiri.

Halaman
12