Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Gara-gara Tolak Jabat Tangan dengan Wanita, Pria Ini Gagal Dapatkan Kewarganegaraan Jerman

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Berjabat tangan.

Jabat tangan sangat mengakar dalam budaya Jerman

VGH menjabarkan bersalaman merupakan salam nonverbal umum maupun ritual perpisahan, terlepas apa pun jenis kelamin orang yang berjabat tangan, di mana praktiknya berlangsung selama berabad-abad.

Hakim juga menerangkan bahwa bersalaman mempunyai makna legal, di mana menjadi simbol dari kesepakatan yang dipakai kedua belah pihak.

Tonton juga:

Karena itu, pengadilan menerangkan jabat tangan mengakar kuat di kultur, dasar hukum, dan membentuk masyarakat mereka seperti sekarang.

Pengadilan pun memutuskan bahwa siapa pun yang menolak melakukan jabat tangan berarti sudah melanggar konstitusi 'Negeri Bir'.

Sidang juga menolak klaim pria itu, yang menyatakan tidak akan menjabat tangan lelaki lain sebagai bentuk keadilan karena dianggap hanya mencari celah semata

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menolak Berjabat Tangan dengan Perempuan, Seorang Pria Batal Jadi Warga Jerman"

Baca juga: Selamatkan Perenang Tenggelam di Laut, Pria Lumpuh Ini Punya Kisah Haru Di Balik Aksi Penyelamatan

Baca juga: Inilah Kedai Kopi Indonesia Pertama di Jerman, Sajikan Kopi Gayo hingga Kopi Bali

Baca juga: 8 Hal Tak Boleh Dilakukan saat Liburan ke Jerman, dari Beri Makan Hewan hingga Berbicara Soal Perang

Baca juga: 7 Street Food Khas Jerman yang Wajib Dicicipi, dari Germknödel hingga Boulette

Baca juga: Phantasialand, Taman Rekreasi di Jerman Penuh Wahana Unik yang Terbuat dari Kayu