Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pakar Pariwisata Beberkan Empat Indikator Keberhasilan Suatu Destinasi Wisata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puncak Love Karawapop di Misool Raja Ampat

TRIBUNTRAVEL.COM - Di tengah himpitan pandemi, semua negara saat ini mengalami krisis hampir di semua sektor, salah satu yang paling terdampak adalah sektor pariwisata.

Pengajar Pariwisata Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM, Usmar Salam mengatakan saat ini kondisi pariwisata di semua negara kembali ke nol.

Oleh karena itu, Usmar menganggap dari situasi ini negara-negara memiliki kesempatan yang hampir sama untuk berkompetisi dalam kancah pariwisata.

Menurutnya, ada dua jalur yang diambil oleh hampir semua negara di dunia untuk membangkitkan kembali pariwisata.

Yakni, membunuh Covid-19 dengan cara mematuhi protokol kesehatan dan kemudian membenahi keadaan.

“Strategi yang harus kita lakukan, hampir semua negara ada dua jalur, pertama membunuh Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan, kedua membenahi. Yang dilakukan Thailand sangat bagus sekali.

Kalau mau memulai dari wisatawan domestik, kembangkan destinasi yang terdekat, kembangkan Batam misalnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan dan kita lihat bersama-sama,” urainya.

Hal itu disampaikan Usmar dalam Webinar Nasional ‘Lesson Learned/Strategi Negara-Negara ASEAN dalam Memulihkan Industri Pariwisata Akibat Covid-19 dan Respon Global’ yang diselenggarakan Laboratorium Organisasi Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) hari ini (Kamis, 15/10/2020).

Usmar juga menerangkan ada empat hal yang menjadi indikator kesuksesan pariwisata. Pertama, apabila bisa menarik wisatawan asing sebanyak mungkin.

“Jadi tingkat keberhasilan itu selalu dibuat dan dihitung. Setiap tahun ada laporan siapa yang juara, sekarang ini yang juara adalah pertama Prancis, kedua Spanyol, dan tetangga kita Thailand itu masuk sepuluh besar,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, seberapa besar wisatawan berbelanja.

“Jadi saya selalu berkata kepada teman-teman di Dinas Pariwisata dan Kementerian Pariwisata, kita lebih baik menarik 1 wisatawan Jepang dari pada 5 wisatawan Cina.

Mengapa? Karena belanjanya (wisatawan Jepang) sangat besar,” tuturnya.

Ketiga, ialah seberapa lama wisatawan tersebut tinggal di negara yang menjadi destinasi. “Thailand sudah lebih tinggi dari Indonesia,” ucapnya.

Halaman
12