Sebuah studi di tahun 2019 menemukan bahwa koloni karang yang rusak sulit melakukan regenerasi karena sebagian besar karang dewasa mati.
"Populasi karang yang hidup memiliki jutaan bayi karang kecil dan banyak karang besar," kata penulis utama riset ini, Andy Dietzel.
"Hasil penelitian kami menunjukkan kemampuan Great Barrier Reef untuk pulih sangat kecil dibandingkan periode lalu karena ada lebih sedikit bayi karang dan lebih sedikit pembiakan karang besar."
Bagaimana prospek ke depan?
Tahun lalu, badan resmi pemerintah Australia di bidang terumbu karang memastikan, pemanasan iklim yang disebabkan manusia tetap menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup terumbu karang dalam jangka panjang.
Membentang sepanjang 2.300 kilometer, Great Barrier Reef ditetapkan menjadi situs Warisan Dunia pada tahun 1981.
Pertimbangannya kala itu adalah kepentingan ilmiah dan kekayaan imateril yang sangat besar.
Namun selama satu dekade terakhir, gugusan karang ini rusak parah.
Suhu laut yang lebih hangat telah membunuh karang, menyebarkan kehidupan laut lainnya dan mempercepat pertumbuhan alga dan kontaminan lainnya.
"Dulu kami berpikir bahwa Great Barrier Reef terlindungi karena ukurannya yang besar, tapi hasil penelitian kami menunjukkan bahkan terumbu karang terbesar dan relatif terlindungi di dunia juga semakin terancam dan menurun," kata Hughes.
Maret lalu, para ilmuwan melaporkan bahwa terumbu karang itu mengalami proses pemutihan massal ketiga dalam lima tahun terakhir.
Skala kerusakannya kini masih dikaji.
Secara umum suhu global meningkat sekitar 1 derajat celsius sejak zaman pra-industri.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan, jika kenaikan suhu mencapai 1,5 derajat celsius, 90 persen karang dunia akan musnah.
Baca juga: Resep Soto Padang untuk Sarapan di Rumah, Tambah Nikmat Disantap dengan Kerupuk Merah dan Perkedel
Baca juga: Pecahkan Rekor, Kerangka T-Rex Ini Laku Seharga Rp 469 miliar dalam Acara Lelang
Baca juga: Masih Jadi Misteri, Pilot Lihat Jetpack Terbang pada Ketinggian 6.000 Kaki di Sekitar Bandara
Baca juga: Ratusan Kerangka Mamut Ditemukan di Lokasi Kontruksi Bandara Meksiko
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gugusan Terumbu Karang Terbesar di Dunia Hilang Setengah, Kok Bisa?"