Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Selat Gibraltar, Tempat Bertemunya Dua Jenis Air Laut Berbeda yang Menjadi Fenomena

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena laut 'terbelah' di Selat Gibraltar.

Seorang ahli osanografi, Francis J. Cousteau juga meneliti fenomena tersebut.

Di dalam tulisannya, Cousteau mengatakan tentang penghalang yang memisahkan lautan.

Cousteau juga mengamati bahwa Laut Mediterania ternyata memiliki tingkat salinitas dan juga kerapatan yang berbeda.

Fenomena laut 'terbelah' di Selat Gibraltar. (ilmugeografi.com)

Laut Mediterania juga dihuni oleh flora dan fauna yang sangat khas atau tidak dapat ditemukan di tempat lain.

Tak hanya itu, Cousteau juga meneliti bahwa Samudra Atlantik mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan Laut Mediterania.

Sebelumnya, ia mengira jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua perairan tersebut jika dilihat dari salinitasnya, keragaman flora dan fauna, kerapatannya dan lain sebagainya.

Berdasarkan ilmu fisika, fenomena kedua perairan yang tidak dapat bercampur ini sebagai akibat adanya tegangan permukaan.

Para ahli juga menyimpulkan bahwa laut yang saling bersebelahan mempunyai perbedaan massa jenis.

Perbedaan massa jenis itulah yang mencegah dua lautan saling bercampur dan seolah-olah ada dinding tipis yang memisahkan kedua air tersebut.

Baca juga: Mengintip Keindahan Pavlopetri, Kota Hilang Tertua di Laut Mediterania, Ada Makam hingga Jalanan

Baca juga: Tak Hanya di Indonesia, Fenomena Api Abadi Juga Ada di 5 Negara Ini