John mengatakan, imbas Gunung Bromo ditutup kurang lebih selama 6 bulan banyak warga setempat yang kehilangan pekerjaan.
Terutama bagi mereka yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.
"Ekonomi sempat lesu di Bromo. Jeep-jeep tidak lagi jalan, banyak warung yang tutup," tutur dia.
"Tapi yang jelas ekonomi sekarang sudah jalan. Intinya kesehatan tetap penting tapi ekonomi juga harus jalan," tambahnya.
"Dan semoga ini terus baik jadi kuota ini bisa bertambah sampai maksimal 50 persen," tandasnya.
Cara membeli tiket
Para pengunjung yang akan berlibur ke Gunung Bromo juga diharuskan melakukan pembelian tiket via online.
Pengunjung bisa membeli tiket melalui website www.bookingbromo.bromotenggersemeru.org dengan membatasi jumlah pengunjung sebesar 20 persen dari daya tampung wisata di TNBTS.
"Jadi sementara ini dibuka dengan dibatasi 20 persen saja. Dan nanti tiap pekan akan kami evaluasi. Nanti secara bertahap 20 persen, ke 30 persen hingga 50 persen," ucapnya, Selasa (25/8/2020).
Selain itu, para wisatawan yang akan berlibur ke Gunung Bromo juga diharuskan membawa surat keterangan sehat bebas infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dari puskesmas.
Selanjutnya harga tiket untuk hari biasa bagi wisatawan lokal sebesar Rp 29 ribu saat hari biasa, dan Rp 34 ribu pada hari libur.
Tonton juga:
Sementara wisatawan mancanegara harga tiketnya sebesar Rp 200 ribu saat hari biasa dan Rp 220 ribu saat hari libur.
"Ya harapan kami dengan dibukanya kembali wisata TNBTS bisa menghidupkan lagi perekonomian warga," katanya.
"Dan mudah-mudahan juga tidak ada penularan Covid-19. Karena protokol kesehatan juga kami terapkan saat dibuka nanti," tandasnya.
Baca tanpa iklan