Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Duduk Dekat Jendela Pesawat Berisiko Lebih Tinggi Tertular Covid-19, Ini Penjelasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penumpang duduk di kursi dekat jendela pesawat.

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa penumpang pesawat lebih berisiko tertular virus corona (Covid-19) jika mereka duduk di kursi dekat jendela.

Hal ini tentu bertentangan dengan kepercayaan yang diyakini secara luas bahwa mereka yang duduk di dekat lorong kabin akan lebih rentan tertular virus.

Melansir dari laman thenational.ae, Minggu (4/10/2020), temuan itu berasal dari analisis rinci penumpang dalam penerbangan Qantas pada Maret 2020 lalu, saat ada 11 penumpang terinfeksi dalam pesawat tersebut.

Studi itu juga menunjukkan bahwa penumpang di bagian tengah pesawat kelas ekonomi Airbus A330 lebih rentan tertular virus daripada yang ada di belakang.

Berwisata di Dalam Pesawat, Ini 5 Maskapai yang Tawarkan Penerbangan Tanpa Tujuan

Duduk di 2 baris kursi dekat penderita covid-19 juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko penularan.

Para peneliti, yang berbasis di universitas dan lembaga kesehatan masyarakat di Australia Barat, tempat penerbangan Qantas mendarat, mengatakan bahwa mereka tidak menduga bahwa kursi dekat jendela memiliki risiko paparan yang lebih besar.

“Penemuan ini tidak diantisipasi mengingat pandangan masyarakat luas yang mengira bahwa penumpang di kursi dekat jendela berisiko lebih rendah untuk terpapar patogen yang menular selama penerbangan,” tulis mereka dalam Emerging Infectious Diseases.

Pandangan masyarakat luas tersebut telah didukung oleh simulasi penularan penyakit pernapasan selama penerbangan dengan jarak yang sama di Amerika Serikat.

Dari 243 penumpang dalam penerbangan 5 jam dari Sydneyke Perth, 11 di antaranya terinfeksi pada saat perjalanan.

Sembilan dari orang yang terinfeksi tersebut sebelumnya diketahui turun dari kapal pesiar, Ruby Princess pada hari yang sama.

Kapal pesiar Ruby Princess sendiri cukup terkenal karena wabah covid-19 menyebar di kapal tersebut, akibatnya ratusan orang terinfeksi dan lebih dari dua lusin meninggal.

Sebelas penumpang yang terinfeksi menyebar secara merata di seluruh bagian pesawat, dengan 6 di bagian tengah kabin dan 5 di bagian belakang.

Studi genetik tentang jenis virus corona pada penumpang menemukan bahwa penerbangan tersebut hampir pasti mengakibatkan delapan orang terinfeksi, sementara tiga lainnya memiliki kemungkinan terinfeksi.

Para peneliti dapat lebih mudah mengetahui pola infeksi di pesawat karena penumpang dari Ruby Princess memiliki jenis virus corona unik yang disebut A2-RP.

Dari 11 kasus covid-19 yang diduga disebabkan oleh penerbangan, yang dikenal sebagai kasus sekunder, 7 di antaranya adalah penumpang yang duduk di dekat jendela.

Tirai pada kaca jendela pesawat (Brightside.me)
Halaman
12