Dalam agama Konghucu, terdapat upacara sembahyang kepada leluhur dengan mempersembahkan kue bulan di atas meja altar atau sembahyang, dikutip TribunTravel dari Kompas.com.
Setelah selesai sembahyang, kue bulan tersebut kemudian dimakan bersama-sama oleh anggota keluarga.
Selain itu, kue bulan biasanya juga akan diberikan pada keluarga, teman, atau rekan bisnis.
Pemberian itu diibaratkan sebagai simbol doa dan harapan baik akan kemakmuran dan harmoni kepada orang yang menerima, diberitakan TribunnewsWiki.
Kue bulan dengan rasa kekinian
Seiring berjalannya waktu, kue bulan tak cuma berisi pasta kacang merah.
Di Indonesia sendiri telah banyak yang memproduksi kue bulan dengan rasa kekinian.
Salah satunya adalah Moone Bakery yang memasarkan produk di Instagram.
Ferry selaku co-founder Moone Bakery mengatakan, usaha yang ia rintis bersama pasangannya itu awalnya karena tradisi saling memberi kue bulan saat Perayaan Kue Bulan.
“Tapi mooncake yang dibeli itu itu saja. Kebetulan pasangan saya suka baking. Mulai lah dia belajar mooncake dan mulai dijual," kata Ferry ketika dihubungi Kompas.com.
Menurutnya, kue bulan yang sering dibeli selain variannya yang itu-itu saja.
Tak hanya itu, kebanyakan kue bulan yang ia temui cenderung mengandung banyak pengawet karena dikirim dari luar negeri agar bisa tahan hingga berbulan-bulan.
Padahal kue bulan, kata Ferry, lebih enak jika dimakan dalam keadaan segar habis dipanggang.
Kue bulan juga jadi lebih sehat jika tidak pakai pengawet sama sekali.
Michelle, pasangan Ferry, akhirnya belajar membuat kue bulan pada guru baking yang berasal dari Vietnam.
Tak sampai di situ, Michelle juga pergi ke Hong Kong untuk belajar membuat kue bulan.
Baca tanpa iklan