Menurut Benten, selain untuk menjarak aman antar-jemaah, jumlah itu juga berfungsi agar petugas bisa mengawasi dan melayani jemaah selama beribadah.
Standar pelayanan yang akan diberikan, kata Benten, sama dengan pelayanan kepada jemaah Haji kemarin.
"Kami juga merancang kelompok usia yang boleh beribadah, yakni usia 18 sampai 65 tahun. Kondisi jemaah harus sehat secara fisik, karena kami tak menyediakan kursi roda untuk melakukan Tawaf dan Sai," kata Benten.
Dia juga menytakan bahwa pihaknya akan mengatur tempo pergerakan Tawaf, sehingga tidak ada jemaah yang mendahului jemaah lainnya.
Jadwal ketat
Pembukaan fase pertama ibadah umrah ini akan dilakukan tanggal 17 bulan Safar 1441 Hijriah, atau tanggal 4 Oktober 2020 menurut kalender Masehi.
Calon jemaah juga diingatkan, ibadah umrah di masa adaptasi kebiasaan baru, atau new normal ini hanya berlangsung 3 jam sehingga jadwalnya akan sangat ketat.
Jemaah harus disiplin dalam hal waktu, dan tak boleh berlama-lama di satu tahap.
"Jemaah yang datang dari luar Mekah, yang memesan hotel dan apartemen, harus tiba di pos pemeriksaat 15 menit sebelum jadwalnya berangkat ke Masjidil Haram. Karena mereka harus menjalani pemeriksaan, dan mendapat pengarahan dari pemandunya. Terutama dalam hal jendela waktu yang diberikan di setiap tahapan ibadah," ujar Benten.
Anak-anak juga boleh melakukan umrah bersama orangtuanya, sepanjang kondisi kesehatannya sudah masuk sistem Tawakkalna orangtuanya.
Sementara jemaah lansia juga boleh membawa pendamping, yang sudah memiliki aplikasi Tawakkalna.
Mobil tidak boleh parkir di zona tengah, yang merupakan sekeliling Masjidil Haram, kecuali milik warga.
Artinya, mobil para jemaah harus diparkir di tempat yang sudah ditentukan. Pihak Kementerian menyediakan bus ulang-alik untuk mengantar jemaah.
Fase ketiga
Fase pertama ini hanya diperuntukan bagi warga Arab Saudi, atau orang asing yang saat ini berdiam di kerjaan tersebut.
Baca tanpa iklan