Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Imbas Pandemi Covid-19, Thai Airways Bakal Izinkan Masyarakat Umum Pakai Simulator Penerbangan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Thai Airways

TRIBUNTRAVEL.COM - Thai Airways akan membuka simulator penerbangan profesionalnya kepada publik.

Hal itu dilakukan karena Thai Airways mengalami kerugian besar karena pandemi Covid-19.

Saat maskapai penerbangan mencari cara baru untuk meningkatkan pendapatan dengan sebagian besar armada mereka dilarang terbang karena COVID-19, Thai Airways telah memutuskan untuk membuka pengalaman terbaik bagi calon pilot.

Mulai bulan depan, maskapai ini akan mengizinkan anggota masyarakat untuk mengakses simulator penerbangan profesionalnya, yang digunakan pilot untuk pelatihan.

Penerbangan Terdampak Pandemi, Thai Airways Buka Restoran Bertema Pesawat

Thai Airways akan menyediakan simulator yang mereka gunakan untuk empat pesawat yaitu Airbus A380, Boeing 777-300ER, Boeing 747-400 dan Boeing 737-400 di kantor pusatnya di distrik Chatuchak Bangkok.

Simulator penerbangan profesional harganya masing-masing jutaan dolar Amerika dan jarang sekali anggota masyarakat mendapatkan akses ke sana.

Maskapai tersebut mengatakan orang-orang yang mendaftar akan merasakan simulator penerbangan kokpit, pelatih layanan mock-up kabin, pelatih evakuasi darurat kabin, dan pelatih pintu darurat.

Pilot dan co-pilot akan menemani tamu selama pengalaman.

Mereka dapat mencoba terbang sendiri atau sekadar menikmati perjalanan.

Melansir Traveller.com.au, ada tiga paket yang tersedia yaitu dasar (30 menit) seharga 12.000 baht atau Rp 5,6 juta untuk dua pengunjung; deluxe (60 menit), 24.000 baht atau Rp 11 juta untuk dua pengguna; dan akhir (90 menit) 36.000 baht atau Rp 16 juta untuk tiga pengguna.

Maskapai tersebut mengatakan pembukaan simulator untuk umum tidak akan memengaruhi pelatihan pilotnya.

Akses ke simulator telah menjadi penting selama pandemi, dengan pilot masih harus menyelesaikan beberapa kali lepas landas dan mendarat di pesawat yang mereka terbang untuk mempertahankan sertifikasi mereka.

Dengan ditutupnya perbatasan internasional, maskapai penerbangan Asiana Korea Selatan baru-baru ini meminta pilotnya lepas landas dan mendaratkan pesawat superjumbo A380 kosong untuk menjaga mereka tetap bersertifikat, karena mereka tidak dapat lagi mengakses simulator yang biasanya mereka gunakan di Thailand.

Thai Airways sedang merestrukturisasi utang sekitar 350 miliar baht setelah menerima persetujuan dari pengadilan kebangkrutan awal bulan ini. Maskapai penerbangan tersebut, dan Thailand secara keseluruhan, telah dilanda oleh pembatasan perjalanan akibat COVID-19.

Pariwisata menyumbang sekitar 20 persen dari PDB Thailand pada 2019.

Halaman
12