Budaya masyarakat yang mmendiami kepulauan Pasifik Selatan ini sangat menghibur wisatawan.
Snorkeling, menyelam dan berenang atau sekedar menikmati keindahan pantai yang bersih terjaga di sini adalah kegiatan favorit wisatawan.
Di atol Nanumea misalnya, wisatawan bisa membantu kegiatan lingkungan menanam bakau dan menumbuhkan kembali tanaman yang sangat penting bagi ekosistem.
Wisatawan juga bisa belajar budaya lokal di Tuvalu.
Di pulau 'Maneapa' yang artinya 'balai kota', wisatawan biasanya bisa menyaksikan tarian dan upacara tradisional oleh penduduk setempat yang menyambut para pendatang baru.
Ada juga pusat kerajinan di Tuvalu termasuk tenun, ukir kayu, perhiasan dan masih banyak lagi usaha kerajinan yang menggerakkan bisnis lokal.
Pulau Tuvalu juga memainkan peran besar selama Perang Dunia II.
Hal ini dapat dilihat dengan melakukan perjalanan singkat ke sebuah desa di Nanumea.
Di sana, wisatawan dapat melihat bangkai kapal dari zaman Perang Dunia II yang tertinggal di pulau ini, bersama dengan pesawat lain yang tertinggal di semak belukar.
Pulau Motulalo juga menyimpan banyak bangkai kapal yang telah menyatu dengan alam, menjadi bagian dari terumbu karang setempat dan menjadi rumah biota laut.
Pulau Tuvalu juga memiliki udara yang masih bersih dengan menghasilkan emisi hanya sekitar 0,06 persen, menurut The Guardian.
Perdana menteri pulau-pulau tersebut mengatakan, evakuasi adalah pilihan terakhi.
Pilihan untuk menaikkan tanah dan membangun pulau terapung juga pernah disarankan.
Tetapi sejauh ini tidak ada hasilnya.
Jika dilihat dari udara, kehancuran pulau itu dapat terlihat dengan jelas.