"Mereka fokus pada pekerjaan penyelamatan. Beberapa dari mereka (paus) terendam air dingin hingga dada, jadi kru mencoba untuk merotasi," kata Deka.
"Ini sangat menguras tenaga secara fisik. Ini juga menguras emosi."
Paus-paus tersebut ditemukan terdampar hingga jarak 10 kilometer, dan para pejabat sekarang telah memperluas area pencarian mereka untuk melihat apakah lebih banyak mamalia terjebak di dekatnya.
Beberapa paus yang diselamatkan pada Selasa kembali terdampar semalaman, sejalan dengan prediksi para ahli perilaku paus, tetapi Deka tetap optimis tentang proyeksi bahwa para paus pilot yang selamat tidak akan kembali.
"Kabar baiknya adalah mayoritas paus yang diselamatkan masih berada di perairan dalam dan berenang," katanya kepada wartawan di kota terdekat Strahan.
"Mereka belum terlantar. Jadi, kami lebih sukses daripada tidak," ucapnya.
Penyebab paus terdampar massal masih belum diketahui, bahkan bagi para ilmuwan yang telah mempelajari fenomena tersebut selama beberapa dekade.
Namun, beberapa peneliti telah memperkirakan paus pilot yang sangat ramah itu mungkin keluar jalur setelah makan di dekat garis pantai atau dengan mengikuti 1 atau 2 paus yang tersesat.
Ahli biologi kelautan departemen lingkungan Tasmania, Kris Carlyon, mengatakan itu adalah "peristiwa alam" dengan terdamparnya spesies, yang terjadi secara teratur sepanjang sejarah di Australia selatan dan Selandia Baru yang berdekatan.
"Kami turun tangan dan merespons dalam situasi ini, tetapi sejauh dapat mencegah hal ini terjadi di masa mendatang, hanya sedikit yang dapat kami lakukan," katanya.
Carlyon mengatakan masalah kesejahteraan hewan adalah alasan utama pihak berwenang dan konservasionis campur tangan saat terdampar secara massal, bersama dengan harapan publik, untuk mempelajari lebih lanjut tentang suatu spesies.
Ini akan menjadi pengalaman yang "sangat menegangkan" bagi paus pilot yang dibebaskan, katanya, tetapi kejadian di masa lalu menunjukkan bahwa mereka cenderung berkembang biak di alam liar.
"Kami telah menunjukkan dengan cukup meyakinkan bahwa hewan akan berkumpul kembali, mereka akan membentuk kembali ikatan sosial tersebut, dan mereka setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah selama mereka dilacak, menunjukkan perilaku normal dan alami," kata Carlyon.
Para pejabat sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke pembuangan bangkai paus pilot, dengan penilai yang tiba di lokasi pada Rabu (23/9/2020) untuk membuat rencana pembersihan.
"Seiring berjalannya waktu (paus pilot) menjadi lebih lelah, sehingga peluang mereka untuk bertahan hidup berkurang," kata Deka.