Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kabar Buruk bagi Penerbangan, Studi: Kosongkan Seat Tengah Tak Cukup Cegah Penularan Virus Covid-19

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Abdul Haerah HR
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gambaran sebaran virus corona, Selasa (22/9/2020). Kabar buruk bagi dunia penerbangan, hasil studi menyebut mengosongkan seat tengah tak cukup mencegah penularan virus Covid-19.

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah studi baru tentang penyebaran Covid-19 di pesawat belum lama ini menjadi perbincangan.

Kabar bagaimana virus corona (Covid-19) bisa menyebar di pesawat tentu menjadi berita buruk bagi para pelancong yang masih melakukan perjalanan udara.

Baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menganalisis penerbangan tunggal 10 jam pada Maret 2020.

Penelitian dilakukan dalam penerbangan VN54 dari London ke Hanoi pada 2 Maret 2020.

Pesawat tersebut dilaporkan membawa 217 penumpang, di mana 16 di antaranya didiagnosis positif Covid-19.

Seorang wanita Vietnam berusia 27 tahun yang duduk di kelas bisnis diyakini menjadi sumber wabah, yang berarti satu "penyebar super" mampu menularkan SARS-CoV-2 ke seluruh pesawat.

Ilustrasi gambaran sebaran virus corona (Flickr/PrachataiIkuti)

Ini Pentingnya Meletakkan Meja Nampan saat Pesawat Lepas Landas

Laporan yang diwartakan dalam dailystar.co.uk mengatakan, 12 penumpang kelas bisnis lainnya diketahui tertular virus selama penerbangan.

Studi tersebut menemukan fakta bahwa "kedekatan tempat duduk sangat terkait dengan peningkatan risiko infeksi", meskipun penumpang diberi jarak duduk dengan penumpang kelas ekonomi.

Para peneliti tersebut menyimpulkan hasilnya yang cukup mengkhawatirkan.

Disebutkan bahwa praktik jarak sosial saat ini dengan mengosongkan kursi tengah pada penerbangan itu "tidak cukup untuk mencegah peristiwa superspreading".

"Kami menyimpulkan bahwa risiko penularan SARS-Cov-2 di dalam pesawat selama penerbangan jarak jauh itu nyata adanya dan berpotensi menyebabkan kelompok Covid-19 jumlah besar. Bahkan dalam kelas bisnis yang pengaturan tempat duduknya luas dan jauh atau berjarak tetap bisa digunakan untuk menentukan kontak dekat di pesawat," tertulis dalam studi tersebut.

TONTON JUGA:

"Selama adanya Covid-19 yang jadi pandemi global, tanpa adanya tes tempat perawatan yang baik, maka tindakan pencegahan infeksi di pesawat seperti prosedur pemeriksaan kesehatan pada saat kedatangan sangat diperlukan untuk membuat penerbangan tetap aman," terusnya.

Dalam laporan itu juga dituliskan tentang rekomendasi bahwa "langkah-langkah skrining dan pencegahan infeksi harus diperketat".

Terutama bagi pelancong yang bepergian dari negara-negara yang memiliki kasus Covid-19 tinggi.

Ilustrasi sayap pesawat terbang (Flickr/CYRUSMENANG)

Rekomedasi ini baiknya diterapkan di kawasan bandara dan di dalam pesawat, serta pemakaian masker harus wajib dilakukan.

Sebagai upaya menjaga kelangsungan bisnis, maskapai penerbangan telah melakukan berbagai tindakan kebersihan untuk meminimalkan risiko penyebaran Covid-19 di dalam pesawat.

Protokol kesehatan baru termasuk pemeriksaan suhu badan, pembersihan yang lebih intensif, dan penggunaan masker harus dilakukan semua penumpang dan kru di pesawat.

Lahir di Pesawat, Bayi ini Dapat Tiket Penerbangan Gratis Seumur Hidup

Naik Pesawat Saat Sakit, Ternyata Wanita Ini Tularkan COVID-19 pada 15 Penumpang Lainnya

Jangan Pernah Mau Dititipi Barang saat Hendak Naik Pesawat, Ini Bahaya yang Mengintaimu

Lakukan Perjalanan saat Sakit, Seorang Penumpang Pesawat Tularkan Virus Corona pada 15 Orang

Kesal Tak Dapat Minuman di Pesawat, Pria Ini Gigit Telinga Penumpang Lain

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)