Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Hotel di Jepang Tawarkan Kesempatan Menginap di Kastil Kayu yang Dibangun Tahun 1617

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kastil Ozu

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah hotel Jepang baru menawarkan kepada wisatawan pengalaman yang pertama dari jenisnya.

Hotel ini menawarkan kesempatan untuk hidup seperti raja abad pertengahan di sebuah kastil yang sebenarnya .

Kastil Ozu di kota Ozu prefektur Ehime adalah kastil pertama dan satu-satunya di Jepang yang memungkinkan para pelancong untuk menginap.

Dengan sejarah yang berasal dari tahun 1617, itu juga salah satu dari sedikit kastil kayu yang tersisa di Jepang.

Cara Membuat Visa Jepang, Lengkap dengan Biaya dan Syarat Dokumennya

Namun meskipun mengubah Kastil Ozu menjadi hotel adalah prestasi yang luar biasa, ini sebenarnya adalah bagian dari misi yang lebih besar  yaitu untuk menghidupkan kembali kota pedesaan yang semakin berkurang.

Dijuluki "Kyoto kecil" dari Iyo (nama kuno prefektur Ehime), Ozu terkenal dengan Sungai Hiji yang indah, arsitektur bersejarah, dan Kastil Ozu empat lantai yang elegan.

Dulunya merupakan pusat politik di era Edo (1603-1868), kota ini berkembang selama periode Meiji (1868-1912) dan Taisho (1912-1926) berkat produksi dan perdagangan lilin dan sutra.

Tapi kekayaan Ozu, seperti banyak kota pedesaan lainnya di Jepang, telah turun drastis dalam beberapa dekade terakhir.

Sejak 1950-an, kota ini telah menyaksikan penurunan populasi yang substansial, dari 79.000 penduduk pada 1955 menjadi sekitar 42.000 pada 2020.

"Dengan ini, datang penutupan bisnis dan ditinggalkannya rumah, yang meningkatkan kemungkinan orang muda pergi untuk menemukan prospek yang lebih baik," kata Diego Cosa Fernandez, direktur Departemen Arsitektur dan Riset Budaya di Kita Management, cabang dari kota Biro Pariwisata dan Tata Kota.

"Kekurangan pasangan muda, lebih sedikit anak yang lahir, dan bola salju tumbuh lebih besar," jelasnya.

Dalam keadaan yang sulit ini, banyak tuan tanah memutuskan untuk menghancurkan rumah-rumah lama mereka karena dianggap kurang bernilai ekonomis.

"Dalam banyak kasus, bekas rumah menjadi lahan kosong atau digunakan sebagai tempat parkir," kata Fernandez kepada CNN Travel.

"Ada perasaan di antara penduduk setempat bahwa tren ini tidak boleh berlanjut. Sesuatu harus dilakukan."

Sebuah organisasi yang berusaha untuk melestarikan rumah-rumah tua "yang menghilang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan", timnya menggunakan kembali rumah-rumah itu secara berkelanjutan dan dengan hormat kepada masyarakat.

Halaman
123