TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah kampung tua yang dipenuhi dengan pondok pesantren di Surabaya yakni kampung Sidosermo di kecamatan Wonokromo, Surabaya banyak menyimpah cerita sejarah.
Hingga kini kampung yang dikenal dengan nama Kampung Ndresmo ini dikenal dengan kawasan pondok pesantren yang jumlahnya puluhan.
Tidak kurang dari 30 pondok pesantren ada di kampung pondok pesantren Sidosermo.
Selain menempati bangunan yang sengaja dirancang sebagai pondok, kegiatan nyantri di Sidosermo ini juga bertempat di rumah-rumah warga terutama untuk santri perempuan.
TONTON JUGA
Yang menarik juga semua pimpinan pondok di Sidosermo ini terhitung bertalian keluarga, yang semuanya berasal dari Assayid Ali Akbar, yang kemudian mempunyai anak As Sayyid Ali asghor yang kini yang makamnya ada di pemakaman keluarga di Sidosermo gang Kuburan.
H Abbas pengasuh Pondok Pesantren Al Badar, salah satu pondok tertua yang ada di lingkungan Ndresmo Dalam, mengatakan kawasan Nderesmo ini dulunya adalah tempat berkumpulnya para kyai dalam mengatur strategi saat perang lawan Belanda.
“Para kyai ini berkumpul di Ndresmo ini untuk bermusyawarah dan mengatur strategi melawan Belanda,” kata H Abbas putra dari KH Nur Hamid generasi ke 4 di Pondok Pesantren AL Badar.
Di kawasan ini kata H Abbas hampir semua bangunan masih merupakan bangunan lama, seperti Musola Al Badar yang berada di lingkungan Ponpes Al Badar masih bangunan lama dengan arsitek yang masih dipertahankan seperti aslinya.
Para santri menginap di rumah pondokan yang juga menyatu dengan pondok tempat belajar. “Para santri juga tetap sekolah seperti biasa di sekolah umum, pulang ke pondok dilanjutkan belajar diniyah,” ujarnya.
Ndresmo dalam termasuk kawasan yang banyak Pondok pesantrennya, namun ada juga ponpes yang ada di luar lingkungan Ndresmo dalam.
Konon Ndresmo adalah kependekan dari sing nderes wong limo (yang membaca Al-quran sebanyak lima orang santri). Dari kata itulah kemudian berubah menjadi sidosermo.
Pemerintah kota Surabaya memberi status Cagar Budaya terutama di komplek pemakaman Assayid Ali Asghor .
Sidosermo sekarang bukan lagi kampung yang kecil, tapi sudah tumbuh dan berkembang menjadi perkampungan yang dihuni oleh banyak orang.
Namun untuk mengidentifikasi kampung lama di tengah tengah perkampungan ini ada kampung Sidosermo Dalam.
Di kawasan kampung Sidosermo Dalam atau Ndresmo Dalam inilah banyak terdapat rumah kuno termasuk langgar hingga masjid.
Salah satu diantaranya adalah Musola Al Badar.
Konon, mereka yang tinggal di Ndresmo Dalam ini terbebas dari bayar pajak.
Kebiasaan ini terjadi sejak kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang memberi mereka berbagai fasilitas perumahan dan peribadatan, termasuk membebaskan mereka dari kewajiban membayar pajak.
Sekarang dalam perjalanan dan perkembangan jaman, kebijakan bebas bayar pajak ini masih berlangsung hingga sekarang.
Meski pemerintahan telah berubah, dari kolonial ke Indonesia.
Nah inilah istimewa yang ada di kampung Sidoresmo.
Keberadaan kampung pondo pesantren inisangat menambah khasanah sebbagai salah satu jujugan wisata sejarah di kota Surabaya.
Di kampung ini ada sejarah peradapan Islam dan perjuangan melawan Belanda.
• Harga Tiket Pesawat Lombok-Surabaya untuk Liburan Akhir Pekan, Lion Air Mulai Rp 411 Ribuan
• 7 Kuliner Enak di Surabaya untuk Sarapan, Coba Nasi Empal Pengampon dengan Beragam Pilihan Lauk
• Icip Lezatnys Sate Karak, Kuliner Legendaris di Ampel Surabaya yang Unik dan Wajib Dicoba
• Jumlah Penumpang Kereta Meningkat, PT KAI Daop 8 Surabaya Perketat Protokol Kesehatan
• 4 Warung Ayam Penyet Enak di Surabaya Buat Makan Siang Ini Punya Sambal yang Khas
Artikel ini telah tayang di Tribunsuryatravel.com dengan judul Kampung Pondok Pesantren Ndresmo Surabaya Tempat Para Kyai Atur Strategi Perang Lawan Belanda