Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Keindahan Bukit Cokelat, Spot Favorit Menikmati Sunset Selain Pantai di Bohol

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keindahan Bukit Cokelat di Bohol, Filipina

TRIBUNNEWS.COM - Liburan ke Filipina, tempat wisata yang selalu masuk dalam daftar pasti Pulau Boracay.

Selain keindahan pantai dan pulau-pulau tropis, ada surga tersembunyi di Filipina yang tak boleh dilewatkan.

Ialah Chocolate Hills atau Bukit Cokelat, deretan perbukitan di Bohol, Filipina yang sedang viral di kalangan pecinta wisata.  

Daya tarik Chocolate Hills tidak kalah dari pantai di Bohol.

Bukit Cokelat bahkan layak dianggap sebagai Keajaiban Dunia yang ke delapan dengan alasan yang cukup menarik.

Gundukan bukit berwarna cokelat ini bisa disaksikan hanya saat musim kemarau tiba.
Jadi, orang yang liburan ke Filipina saat musim hujan mungkin akan kecewa karena tidak bisa melihat keindahannya.

Saat musim hujan, bukit cokelat ini berwarna hijau berlumut.
 Bukit Cokelat  sangat cocok untuk menikmati Sunset, saat cahaya kuning keemasan mulai  berubah kemerahan.

Dikutip dari laman TheTravel, ada lebih dari seribu bukit tersebar di area yang membentang seluas lebih dari 50 kilometer.

Pemandangan Chocolate Hill sangat indah dengan dengan bentangan perbukitan megah yang meluas melintasi beberapa kota, di antaranya Batuan, Sagbayan, Carmen, dan, tentu saja, Bohol.

Sama seperti tempat lain di Dunia yang selalu memiliki cerita, Chocolate Hill di Filipina pun demikian.  

Menurut legenda dan mitos populer, perbukitan ini adalah hasil dari dua raksasa saling melempar gundukan tanah selama pertengkaran sengit.

Keindahan Bukit Cokelat di Bohol, Filipina (Gambar oleh groove062 dari Pixabay)

Saat pertarungan memanas, mereka mulai melempar benda-benda seperti batu besar dan pasir, yang konon menciptakan daerah di sekitar bukit.

Namun, banyak penduduk setempat mengatakan legenda itu tidak lain hanya dongeng pengantar tidur untuk anak-anak meskipun sebagian orang ada yang mempercayainya.

Hingga saat ini, para ahli geologi dan tanah masih meneliti komposisi perbukitan.

Dugaan sementara oleh para ahli adalah perbukitan ini hasil retakan batu gamping akibat pergerakan lempeng tektonik.

Halaman
12