Sarden telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebelum Kemerdekaan RI, apa asal usulnya?
Sejarah sarden dan makanan kaleng di Indonesia
Menurut Travelling Chef Wira Hardiansyah, ikan sarden dikenal dengan sebutan ikan lemuru atau Sardinella lemuru (Bali sardinella).
Ikan ini tersebar di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik bagian barat. Di Indonesia, ikan ini banyak ditemukan di Selat Bali, kerap juga disebut ikan kucing.
Ikan sarden sudah dinikmati oleh masyarakat Indonesia sejak lama, bahkan semua golongan bisa mencicipinya.
Tak seperti bahan pangan layaknya daging sapi yang bisa dinikmati oleh bangsawan Eropa atau golongan priyayi.
"Biasanya kalau olahan ikan zaman dulu tidak ada kasta alias siapa saja bisa mengonsumsi," jelas Wira saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (11/8/2020).
Wira menjelaskan sarden lebih sering di bakar karena lebih mudah dimasak bagi para nelayan dan keluarganya.
Sementara bagi kaum menengah keatas biasa di tumis dengan saus tomat atau jaman dulu di kenal dengan "sardencis".
Sarden yang identik dengan makanan kaleng sudah dikenal sejak lama.
Wira menjelaskan jika makanan kaleng sudah dikenal dan masuk ke Hindia Belanda sejak 1614.
Hal ini tercatat dalam Priangan, de Priangen-Regentschapen onder het Nederlansdsch Bestuur tot 1811.
Pada akhir abad ke 17, sudah ada pengiriman kaviar atau telur ikan dan buah zaitun kalengan. Sementara ikan asap dengan saus dalam kaleng menyusul masuk ke Batavia pada 1794.
Makanan kaleng ini kebanyakan didatangkan dari Eropa untuk memenuhi kebutuhan warga Eropa yang ada di Hindia Belanda.
"Akhirnya pada 1948 ada pabrik makanan kaleng di Denpasar, Bali, yakni Canning Indonesian Products (CIP)," jelas Wira.