Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Kelam Museum Fatahillah di Jakarta, Saksi Bisu Pemerintahan yang Brutal

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua Jakarta.

Kejadian tersebut lantas mencoreng nama pemerintahan Belanda di Hindia Belanda.

Gubernur Adriaan yang memerintahkan pembantaian tersebut kemudian diadili dan mati di penjara saat kembali ke Belanda.

Selain pembantaian itu, Museum Fatahillah juga menjadi saksi bisu penderitaan tawanan di penjara bawah tanah untuk wanita dan laki-laki.

Ketika air laut pasang, penjara akan terisi air laut dan merendam tubuh para tawanan.

Kondisi tersebut benar-benar membuat para tawanan sengsara.

Ada pula pejuang Indonesia yang pernah ditahan di penjara tersebut, yakni Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien.

Selain itu, ada juga kisah Pieter Erberveld, pemberontak yang dihukum mati di halaman selatan Benteng Batavia dengan cara yang kejam.

Kedua tangan dan kaki Erberveld serta rekan-rekannya, diikat pada tali tambang.

Keempat ujung tali tambang kemudian diikatkan pada kuaa-kuda pilihan yang sangat kuat.

Kemudian, kuda-kuda tersebut dilecut hingga berlari ke arah-arah yang berlawanan.

Badan Erberveld dan rekan-rekannya pun terkoyak

Peristiwa tersebut kemudian tercatat di monumen pecah kulit yang berada di halaman belakang Museum Fatahillah.

Namun, setelah peristiwa-peristiwa kelam itu, kini di masa tuanya, Museum Fatahillah sudah berdiri kokoh dan terlihat anggun dengan arsitektur neo klasiknya.

Menilik Bekas Rumah Jenderal Sudirman yang Kini Jadi Museum Sasmitaloka

8 Museum Unik di Indonesia, dari Museum Nyamuk hingga Museum Tsunami

Melihat Bekas Rumah Laksamana Maeda yang Kini Menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Sejarah Museum Nasional, Terbesar di Asia Tenggara dengan Koleksi Mencapai 141.000

Melihat Sejarah Museum Sumpah Pemuda yang Sempat Dijadikan Toko Bunga