Sebab kerupuk identik sekali sebagai makanan rakyat jelata di masa perang.
Kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di strata sosial dan ekonomi bawah.
“Jadi dengan makan nasi dan kerupuk, tanpa kecap dan garam pun mereka (rakyat jelata di saat perang) sudah bisa bertahan hidup,” papar Fadly.
Hal tersebut yang mendasari mengapa ada lomba makan kerupuk.
Bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia bahwa saat perang kondisinya sangat memprihatinkan dan sulit.
Kerupuk sendiri sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sangat lama.
Nama kerupuk sudah disebutkan dalam naskah Jawa kuno sebelum masa abad ke-10 masehi.
• Soto Tangkar, Kuliner Khas Betawi yang Lahir karena Daging Dulu Hanya untuk Penjajah
• Makna Nasi Tumpeng yang Sering Disajikan saat Perayaan 17 Agustus
• 7 Kuliner Enak di Pasar Gede Solo, dari Segarnya Dawet Telasih hingga Lembutnya Tahok
• Rekomendasi 3 Soto Enak di Bogor, Soto Kuning Pak Yusup Ada Sejak 1998
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Ada Lomba Makan Kerupuk saat 17 Agustus?"
Baca tanpa iklan