Dulu, dinding melingkarnya digunakan sebagai tempat mencuci baju oleh warga sekitar sehingga cerita seperti ini dengan cepat menjadi bagian dari cerita rakyat di tahun 1700-an.
Para peneliti pun pernah mengunjungi sumur ini untuk mencari tahu asal sumber airnya.
Namun, belum ada bukti ilmiah yang logis untuk menjelaskannya.
Dikutip TribunTravel dari laman TheTravel.com, penyelam ahli telah mencoba mencari sumbernya.
Hanya dengan izin khusus dari walikota Tonnarre, para penyelam boleh mencapai dasar sumur.
Ekspedisi menyelami sumur ini pernah dihentikan pada tahun 1974, karena dianggap terlalu berbahaya bagi penyelam untuk menembus kedalamannya.
Di bawah sumur terdapat jurang dan terowongan yang membuat penyelaman menjadi sangat sulit.
Penyelaman mengerikan di sumur ini mirip dengan proses penyelaman gua, jadi hanya bisa dilakukan oleh penyelam bawah air paling berpengalaman, yang mampu bermanuver di sekitar ruang sempit.
Tragisnya, dua penyelam yang pertama kali turun ke dalam sumur kehilangan nyawa.
Mereka tidak pernah berhasil mencapai sumber mata air tersebut, juga tidak dapat memetakan rute ke sana.
Selama beberapa dekade, sumur dibiarkan tanpa campur tangan manusia.
Barulah pada tahun 1996 ada penyelam lain mencoba perjalanan mengerikan yang sama.
Sayangnya, dia juga kehilangan nyawanya di kedalaman.
Banyaknya penyelam yang tidak pernah kembali ke permukaan membuat sumur ini dianggap terlalu berisiko untuk diselami.
Hingga baru-baru ini pada bulan Oktober 2019, penyelam lain dipekerjakan mencari sumber mata air sumur untuk ketiga kalinya.