"Harusnya kan di gunung itu ya kita hemat air. Kok malah bawa makanan yang dapat menghabiskan air," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut dokter Siswo, membawa mi instan sebagai bekal makanan boleh dilakukan, asalkan bukan dalam kegiatan pendakian gunung.
Misalnya, kata dia, orang yang sedang camping di bawah ketinggian 1.000 mdpl.
"Kalau ketinggian di bawah 1.000 mdpl, oke deh, mau bawa mi satu truk silakan. Karena air mudah didapat," katanya.
Bila mi instan tak disarankan, lantas makanan apa yang seharusnya dibawa oleh para pendaki untuk jadi bekal perjalanannya?
Pertama, dokter Siswo menyarankan untuk membawa persediaan air secukupnya.
Kedua, terkait makanan, ia menyarankan agar pendaki membawa makanan berkabohidrat ringan.
"Banyak makanan kabohidrat ringan misalnya, sagu. Gak selalu harus nasi," tutur Siswo.
"Roti-roti Prancis atau semacamnya. Kan cuma tiga hari paling lama, enggak mungkin kekurangan gizi," tutur Siswo.
• Fenomena Bun Upas Terjadi Lagi di Gunung Bromo, Suhu Udara Capai Minus 3 Derajat Celcius
• Jalur Pendakian Gunung Sindoro via Kledung dan Alang-alang Sewu Dibuka Kembali
• Jalur Pendakian Gunung Sumbing via Butuh Magelang Kembali Dibuka, Kuota Pendaki Dibatasi
• Basecamp Gunung Kembang via Blembem Resmi Dibuka, Ini Syarat Wajib Bagi Pendaki
• Gara-gara Terlalu Membludak, Kuota Pendakian ke Gunung Lawu Dibatasi
Baca tanpa iklan