Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Hogewey, Desa di Amsterdam yang Semua Penduduknya Penderita Demensia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hogewey di Amsterdam

TRIBUNTRAVEL.COM - Sepintas lalu, Hogewey, sebuah komunitas kecil yang terletak sekira 20 km di luar Amsterdam tampak seperti kota Belanda lainnya.

Penduduk menjalani kehidupan mereka secara normal, mengambil bahan makanan, pergi ke bioskop dan bertemu dengan teman-teman.

Namun yang tidak diketahui oleh mereka, mereka menjalani kehidupan yang diatur, realitas palsu.

Ada kamera pengintai di mana-mana, dan penduduk ditonton setiap jam sepanjang hari.

TONTON JUGA

Dari penjaga toko hingga tukang kebun, dari penata rambut hingga dokter gigi, setiap orang adalah bagian dari tipuan itu.

Dilansir TribunTravel dari laman amusingplanet, Hogewey adalah panti jompo yang disamarkan agar terlihat seperti desa.

Hogewey dirancang untuk menampung orang yang menderita demensia parah.

Tidak seperti panti jompo biasa, di mana pasien tinggal di gedung-gedung yang menjemukan, dengan lorong panjang dan lantai yang dipoles, dan tidak ada yang lain selain televisi untuk ditemani, Hogewey berupaya menciptakan masyarakat yang layak huni bagi orang-orang yang tak berdaya ini.

Penduduk tinggal di rumah bersama, mereka memiliki teater, toko kelontong, kantor pos, taman dan klub.

Setiap penjaga toko, setiap pelayan, dan setiap pembantu rumah tangga adalah karyawan Hogewey yang memainkan peran mereka, dalam gaya Truman Show.

Hogewey memiliki sekitar 150 penduduk, dan 250 pengasuh.

Konsep Hogewey didirikan oleh Yvonne van Amerongen ketika dia bekerja sebagai anggota staf di panti jompo tradisional Belanda.

Setelah melihat bagaimana panti jompo berfungsi, van Amerongen menjadi berkomitmen untuk membuat tempat-tempat ini lebih layak huni .

Van Amerongen menyadari hal penting untuk merawat penderita panti jompo bukanlah perawatan terbaik, melainkan kebebasan untuk melakukan hal-hal yang sukai.

Dia membayangkan pengaturan di mana pasien dapat hidup normal dalam lingkungan yang mendukung, seperti di rumah, terlibat dalam kegiatan yang bermakna bagi mereka.

Halaman
123