TRIBUNTRAVEL.COM - Kue klepon saat ini tengah ramai diperbincangkan oleh netizen di media sosial Facebook, bahkan menajdi trending topik di Twitter.
Seperti diketahui, pada umumnya kue klepon banyak ditemukan berwarna hijau, berbentuk bulat, isi gula merah serta ditaburi kelapa di luarnya.
Di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, klepon dibuat dengan warna asli ubi.
Tidak berwarna hijau, klepon buatan Wawan, warga Kampung Rancabungur, Palabuhanratu ini berwarna ungu.
Wawan mengatakan, warna tersebut merupakan warna murni dari ubi alias singkong yang digunakan Wawan.
Memakai ubi ungu, sehingga klepon yang dibuatnya berwarna ungu. Sementara untuk bentuk serta isian tetap sama dengan klepon pada umumnya.
"Dibuatnya dari ubi, kalau ubi ungu jadi ungu, kalau ubinya putih ya jadi putih, kalau ubi kuning ya kuning, campurannya aci sama garam ditambah gula pasir, serta di dalamnya gula merah, udah itu, yang saya pakai ubi ungu, makanya warnanya ungu, kenapa gak pakai pewarna, karena saya mau menjaga rasa alami klepon yang berbahan dasar ubi," ucap Wawan saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Kamis (23/7/2020).
"Untuk rasa manisnya juga saya enggak pakai sodium, jadi pakai gula murni, isiannya gula merah, jadi manisnya seadanya manis gula, saya sebut manisnya manis jambu, jadi manisnya selewat tapi menyehatkan, tidak buat sakit pembeli, karena itu yang paling utama," kata Wawan.
Tanggapan Wawan Soal Klepon Jajajan Tidak Islami
Menanggapi kabar viral soal klepon disebut jajanan tidak islami, menurutnya hal itu terkesan berlebihan.
Karena, ujar dia, klepon merupakan jajanan alami, artinya jajanan yang dibuat dari bahan alami dari alam, tanpa campuran pewarna, pengawet serta bahan lain yang dapat merusak rasa dan kealamian klepon.
"Ini jajanan alami, jajanan tradisional, ya berlebihan kah kalau disebut jajanan tidak islami," ujarnya.
Klepon Wawan jadi Favorit Pejabat Pemda
Wawan mengaku, klepon buatannya menjadi favorit para pejabat di Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi.
Bahkan, Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono pun sudah dua kali mendatangi kediamannya untuk membeli jajanan tradisional tersebut.