Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Colorado Springs, Kota yang Dibangun saat Pandemi Tuberkulosis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa pondok tuberkulosis yang ada di Colorado Springs.

TRIBUNTRAVEL.COM - Satu penyebab utama kematian di Eropa dan Amerika Serikat selama abad ke-19 adalah tuberkulosis atau biasa dikenal TBC

TBC merupakan penyakit yang telah menjangkiti manusia sejak zaman kuno.

TBC disebabkan oleh bakteri yang terutama menyerang paru-paru, menyebabkan batuk kronis, demam tinggi dan penurunan berat badan yang signifikan.

Dikutip TribunTravel dari laman amusingplanet, Sebelum antibiotik ditemukan, TBC disebut penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

TONTON JUGA

Satu-satunya pengobatan yang bisa direkomendasikan oleh para dokter adalah pergi ke pegunungan, di mana udara kering dan segar diyakini membantu mengeluarkan uap air dari paru-paru dan mengurangi penderitaan.

Pasien tuberkulosis berbondong-bondong ke iklim kering mencari pengobatan.

Kota yang paling diuntungkan dari “wabah tuberkulosis” ini adalah Colorado Springs.

Dilansir TribunTravel dari laman amusingplanet, Colorado Springs didirikan pada 1871.

Terletak di Dataran Tinggi di sebelah timur Pegunungan Rocky, kota ini menikmati musim dingin yang sejuk, dengan musim panas yang panas dan cerah.

Kota ini memiliki banyak sinar matahari sepanjang tahun, rata-rata lebih dari 250 hari cerah per tahun.

Itu adalah lokasi sempurna untuk sembuh.

Dengan memanfaatkan iklim kota yang kondusif, para pendiri Colorado Springs mulai mempromosikan kota mereka sebagai tujuan kesehatan utama untuk perawatan dan masalah pernapasan lainnya.

"Tidak ada wilayah lain di dunia yang diketahui memiliki iklim yang setara dengan Colorado Springs," kata satu resor di Colorado Springs. “Udara kita murni dan menguatkan, dan sepenuhnya bebas dari semua pengaruh malaria. Orang yang menderita pernapasan kronis cenderung hidup lebih lama dan lebih nyaman dengan tinggal di Colorado. "

Puluhan ribu orang pergi ke Colorado Springs setiap tahun karena iming-iming pengobatan tuberkulosis.

Setelah mereka masuk ke sanatorium, pasien menjadi sasaran berbagai perawatan aneh, seperti pemberian makan secara paksa, hipnotisme, berjemur dan tidur di luar.
Rutinitas itu menyiksa.

Halaman
123