"Perbaikannya dilakukan oleh karang taruna. Setelah itu rencananya akan diresmikan dan dibuka untuk umum," ujar Puspa di Kantor Desa Tajur Sindang, Rabu (8/7/2020).
Tebing Boyer ini, kata Puspa, belakangan kerap menjadi perbincangan masyarakat di dunia maya, terutama dalam dua bulan terakhir.
"Itu karena ada banyak spot pemandangan yang indah yang bisa didapat di sana," ujarnya.
Puspa mengatakan, secara administratif, Tebing Boyer ini masuk ke kawasan yang dimiliki oleh PT Jasa Tirta (PJT).
"Total areanya sekitar empat hektare. Tapi, tebingnya hanya sekitar 100 meteran. Karang taruna sudah mengajukan izin ke PJT untuk dapat mengelola tempat ini sebagai objek wisata," ujarnya.
Salah seorang pengunjung, Adel (18), warga Ubrug, Jatiluhur, mengaku baru pertama kali datang ke Tebing Boyer ini. Dia mengaku mengetahui lokasi ini dari media sosial.
"Tempatnya indah. Kita bisa lihat Waduk Jatiluhur dari dataran tinggi, sampai terlihat sejumlah keramba jaring apung yang ada di waduk ini. Tapi memang butuh energi untuk ke sininya. Jalanannya terjal dan ekstrem," ujarnya saat ditemui di Tebing Bower, kemarin.
Banyaknya pepohonan di puncak Tebing Bower, kata Adel, membuat tebing ini nyaman dan sejuk.
"Tinggal jalannya saja diperbaiki lagi," ujarnya.
Dilihat sekilas, Tebing Boyer seperti sebuah bangunan benteng yang tekstur dindingnya dari bebatuan. Meski sangat indah, pengunjung harus berhati-hati ketika berada di puncak tebing ini.
Sebab, di lokasi ini belum ada pagar pengaman.
Pengunjung lainnya, Riadi Habibi (35), mengatakan, tidak mudah untuk mencapai puncak tebing.
"Kendaraannya harus betul-betul fit. Tapi, saat sampai, perjuangan itu terbayar karena keindahan pemandangannya. Saya kira awalnya ini benteng masa kemerdekaan. Tapi, ternyata bekas penggilingan batu," ujarnya.
Jika cuaca cerah, saat terbaik datang ke lokasi ini adalah menjelang sore.
Pengunjung tak perlu repot membawa bekal karena di sekitar tebing sudah berdiri banyak warung.